Pelabuhan Patimban Mudahkan Akses Distribusi Barang

Pelabuhan Patimban Mudahkan Akses Distribusi Barang

Advertorial - detikFinance
Sabtu, 02 Sep 2017 00:00 WIB
Jakarta - Bagi Anda yang bekerja di bidang industri, pastinya permasalahan distribusi barang menjadi krusial. Selama ini, barang didistribusikan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Maka tidak heran jika pelabuhan ini selalu padat dan banyak muatan kapal yang diabaikan.

Sebentar lagi, para pekerja industri tidak perlu khawatir akan padatnya Pelabuhan Tanjung Priok. Anda bisa memilih Pelabuhan Patimban yang terletak di Subang. Untungnya lagi, bagi Anda yang tinggal di Meikarta bisa memenuhi kebutuhan manufaktur dan distribusi barang dengan lebih mudah.

Meikarta menghadirkan akses yang mudah dan cepat untuk menuju Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Patimban. Letaknya sangat strategis, yakni berada di antara Subang dan Jakarta.

Hidup warga Meikarta yang bekerja di industri manufaktur dan jasa distribusi barang akan lebih tenang. Kota baru ini dibangun dengan tujuan memperlancar perekonomian masyarakatnya dan mendukung kemajuan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Bupati Subang Imas Aryumningsing berharap Pelabuhan Patimban bisa mulai beroperasi pada 2019.

Sementara itu, Kepala Direktorat Pelabuhan Kemenhub Mauritz Sibarani mengungkapkan, keberadaan Pelabuhan Patimban bisa menekan ketergantungan Indonesia pada Singapura secara signifikan. Faktanya, pelabuhan ini dibangun sebagai partner Tanjung Priok untuk menghadapi pertumbuhan arus barang yang sering tidak tertangani.

Pakar kepelabuhanan dari Supply Chain Indonesia Rudy Sangian mengatakan, masalah keterbatasan kapasitas pelabuhan bisa diatasi dengan kehadiran Pelabuhan Patimban.

Ia memaparkan, total panjang dermaga Tanjung Priok adalah 12.167,8 meter. Jika rata-rata dengan panjang per kapal adalah 100 meter, maka hanya 122 kapal yang bisa ditambat di Priok. Sedangkan kapal Indonesia berbobot di atas 500 gros ton mencapai 6.922 unit.

Tanjung Priok adalah tempat berlabuh kapal antarpulau yang membawa komoditas ekspor atau impor. Di Priok, muatan kapal-kapal feeder dialihkan ke kapal yang lebih besar untuk diangkut ke Singapura. Nantinya, muatan tersebut dialihkan lagi ke kapal lintas samudera menuju berbagai negara di Singapura.

Bila pembangunan Pelabuhan Patimban rampung, kapal-kapal antarpulau tersebut tidak perlu bersandar di Priok. Mereka bisa langsung ke Patimba dan muatannya dialihkan ke kapal lintas samudera. Dengan kata lain, tidak perlu mampir ke Singapura untuk diangkut ke negara tujuan.

Pemerintah telah memasukkan proyek Patimban yang bernilai Rp 43 triliun ini dalam daftar Proyek Strategis Nasional. Diharapkan Patimban sanggup menekan biaya logistik nasional yang sampai sekarang masih tergolong tertinggi di ASEAN.

Riset oleh Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia menunjukkan, tahun ini rasio biaya logistik Indonesia dibandingkan PDB mencapai 23,5 persen. Ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan Singapura yang hanya 8,1 persen, Malaysia 13 persen, dan Thailand 13,2 persen.

Kehadiran pelabuhan yang bisa menampung 7,5 juta kontainer dan 600.000 unit kendaraan bermotor ini membuka peluang besar bagi warga Meikarta untuk mengembangkan bisnis industri manufaktur dan distribusi barang. (adv/adv)