Banyak Toko Ritel Tutup, Persaingan Ketat Hingga Daya Beli Lesu

Banyak Toko Ritel Tutup, Persaingan Ketat Hingga Daya Beli Lesu

Hans Henricus BS Aron - detikFinance
Kamis, 26 Okt 2017 12:18 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Sejumlah toko ritel menutup gerainya tahun ini. Mulai dari 7Eleven, Matahari di Pasaraya, dan yang terkini adalah Lotus dan Debenhams yang akan tutup akhir tahun ini.

Menurut Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, tutupnya sejumlah toko ritel itu dipicu beberapa hal.

Pertama, persaingan antar pusat perbelanjaan cukup ketat, di mana setiap pertumbuhan kawasan hunian baru, baru, perkantoran, hingga kawasan industri, selalu dibarengi munculnya pusat-pusat perbelanjaan baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Hal ini menimbulkan persaingan antara mereka ketat. Itu berpengaruh," ujar Sarman kepada detikFinance, Kamis (26/10/2017).

Kedua, belanja online juga ikut mempengaruhi, tapi porsinya belum signifikan karena hanya sekitar 20% masyarakat yang berbelanja online.

Ketiga, masuknya barang-barang ilegal juga perlu diwaspadai. Seperti misalnya alat-alat listrik, boneka, hingga pakaian.


Keempat, terjadi perlambatan di sektor ritel.

"Ini beda-beda tipis dengan daya beli. Daya beli masyarakat ini pasti pengaruh. Makanya, saya bilang pemerintah harus lihat realitas di lapangan," terang Sarman.


Dia menambahkan, pemerintah juga harus segera mengambil sikap karena penutupan gerai-gerai ritel akan memicu terjadinya PHK, yang ujungnya menambah angka pengangguran.

"Pemerintah harus sangat waspada karena akan terjadi PHK," kata Sarman. (hns/wdl)

Hide Ads