Ekspor Moncer, Defisit Transaksi Berjalan Turun Jadi 1,65% PDB

Ekspor Moncer, Defisit Transaksi Berjalan Turun Jadi 1,65% PDB

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 10 Nov 2017 17:28 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Membaiknya defisit transaksi berjalan di kuartal III-2017 membuat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 'kinclong'. Bank Indonesia (BI) mencatat NPI kuartal III-2017 mengalami surplus US$ 5,4 miliar, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus kuartal II-2017 sebesar US$ 700 juta.

Hal tersebut ditopang langsung oleh penurunan defisit transaksi berjalan dan peningkatan surplus transaksi modal dan finansial.

Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) di kuartal III-2017 tercatat sebesar 1,65% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar US$ 4,3 miliar. Lebih baik dari kuartal sebelumnya yang sebesar 1,91% dari PDB atau US$ 4,8 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenaikan surplus neraca perdagangan barang didorong oleh meningkatnya ekspor, baik secara nilai maupun volume, di tengah impor yang juga mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan permintaan domestik. Sementara itu, penurunan defisit neraca pendapatan primer terutama dipengaruhi pembayaran dividen yang lebih rendah sesuai pola musiman," demikian penjelasan Bank Indonesia yang disampaikan melalui siaran persnya seperti dikutip, Jumat (10/11/2017).

Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial meningkat signifikan terutama didukung oleh besarnya arus modal masuk dalam bentuk investasi langsung, seiring dengan optimisme terhadap kinerja ekonomi domestik.

Transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2017 mencatat surplus US$ 10,4 miliar, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus kuartal II-2017 sebesar US$ 5,8 miliar dan juga lebih besar dibandingkan dengan surplus kuartal III-2016 sebesar US$ 9,9 miliar.

"Peningkatan surplus tersebut secara triwulanan didukung oleh meningkatnya surplus investasi langsung, sejalan dengan kenaikan realisasi investasi domestik, dan menurunnya defisit investasi lainnya, terutama karena turunnya outflow penempatan simpanan swasta domestik di luar negeri," jelas Bank Indonesia.

Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial lebih lanjut tertahan oleh penurunan surplus investasi portofolio terutama karena keluarnya dana asing dari pasar saham domestik.

"Bank Indonesia akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait kebijakan moneter dan fiskal di AS serta tekanan geopolitik di beberapa kawasan, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan," tutup siaran pers BI yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman. (mkj/mkj)

Hide Ads