Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Spudnik Sujono, menjelaskan anjloknya harga lantaran beberapa wilayah yang biasa menyerap produk pangan asal Brebes itu sudah memiliki sentra bawang merahnya masing-masing.
"Daerah-daerah yang biasa ambil bawang merah ke sentra Brebes, sekarang mereka sudah sudah punya sentra sendiri, misalnya Nusa Tenggara, dan yang lain. Jadi mereka enggak serap ke sana lagi. Sudah ada penumbuhan sentra-sentra baru," kata Spudnik kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (2/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spudnik menjelaskan, pada libur Natal dan Tahun Baru lalu pemerintah berupaya untuk menjaga pasokan dan harga bawang merah. Sehingga, pemerintah berupaya untuk menumbuhkan sentra-sentra bawang merah baru seperti di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Dengan tumbuhnya sentra-sentra bawang merah tersebut, maka sentra di Jawa Tengah seperti Brebes tak lagi menjadi andalan daerah lain.
"Jadi memang, kami menjaga benar harga pasokan di Natal, Tahun baru. Memang pertanamannya cukup. Dari Brebes emang suka kirim ke Surabaya, luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan juga. Kami dari Kementan kan bukan hanya buat program ini di Jawa, tapi di Sumatera, Kalimantan. Sehingga aliran itu (bawang merah) tidak jalan dulu," kata Spudnik.
Spudnik menambahkan, Bulog juga bisa menyerap bawang merah petani agar harga kembali normal. Selain itu, agar dapat menjaga pasokan pada musim hujan di Februari nanti.
"Harusnya ditampung untuk disuplai juga. Makanya kita waspada pasokan, jadi maksud saya Februari hujan kan, jadi Bulog juga harus berperan. Pemerintah harus hadir," pungkasnya. (hns/hns)