Adapun rinciannya adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji sebesar Rp 47 triliun atau 105,7% dari target di APBNP 2017 dan subsidi listrik sebesar Rp 50,6 triliun atau 111,5% dari target di APBNP 2017.
Untuk realisasi subsidi energi dan non energi pada tahun 2017 mencapai Rp 166,3 triliun atau 98,5% dari target di yang sebesar RP 168,9 triliun. Namun, dari jumlah tersebut realisasi untuk subsidi energi justru melebihi pagu yang ditetapkan alias jebol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang masih ada, masih ada hal yang sebelumnya di 2016 hitungannya. 2017 masih akan menunggu audit," kata Sri Mulyani di Komplek Istana, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2017).
Dia menyebutkan, salah satu kelebihan penyaluran subsidi energi dari target di tahun lalu juga dikarenakan dua perusahaan pelat merah tersebut mengalami berbagai tekanan karena harga minyak dunia yang mulai naik, sehingga asumsinya melebihi pagu yang ada di APBNP 2017. Selain itu, untuk membayar kurang bayar (carry over) tahun lalu.
"Kalau sudah keluar ya artinya sudah dibayarkan ke Pertamina dan PLN," jelas dia. (ara/ara)