Namun, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan, beras impor tersebut tak akan mengganggu hasil panen selama panen raya. Pasalnya, selama masa panen raya nanti disimpan di Gudang Bulog sebagai cadangan.
"Kalau waktu panen raya, ini disimpan di gudang saja, jadi cadangan," ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (15/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, beras diimpor dari Vietnam dan Thailand untuk mengamankan stok di gudang-gudang Bulog. Sebagai informasi, di gudang Bulog harus tersedia minimal 1 juta ton beras agar stok aman.
Menurut JK, kebijakan impor diambil karena pemerintah tak mau ambil risiko kekurangan pasokan, meskipun diproyeksi bakal ada panen di Januari, Februari, dan Maret tahun ini.
"Di Januari, Februari, Maret, tapi ya kita tidak boleh berspekulasi. Pemerintah tidak mengambil risiko stok," tegas JK.
Baca juga: Mentan Enggan Komentari Soal Impor Beras |
Cadangan beras di gudang Bulog tidak boleh kurang dari 1 juta ton. Oleh sebab itu, kebijakan impor diambil untuk mengamankan stok beras.
"Oleh karena itu yang impor itu untuk menambah stok Bulog, cadangan tidak boleh kurang daripada 1 juta ton dalam keadaan apapun," kata JK.
Selain itu, JK menambahkan, yang menjadi importir beras adalah Bulog, bukan PT PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia).
"Perlu saya luruskan juga, yang mengimpor itu Bulog, bukan PPI. sejak Sabtu, eh Jumat saya sudah suruh koreksi itu. harus Bulog," tutur JK. (hns/ang)