"Saya minta seluruh stakeholder tidak lagi bicara tentang cantrang. Kita menuju penyelesaian pengalihan alat tangkap cantrang. Saya tidak mau bicara cantrang lagi. Kita move on. Pabrik surimi harus menghargai ini," katanya dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susi mengatakan, para pengusaha zaman sekarang atau yang disebutnya dengan istilah 'zaman now' harus bisa berpikir maju seiring dengan perkembangan zamannya. Penggunaan cantrang diyakini merusak ekosistem laut sehingga tak mendukung keberlangsungan laut sebagai masa depan bangsa.
"Pengusaha yang tidak mau move on bukan pengusaha zaman now. Pengusaha zaman now adalah pengusaha yang peduli dan bekerja untuk keberlanjutan usahanya, profitnya, produksinya. Kalau tidak mau move on, bukan pengusaha zaman now. Nelayannya saja sudah mengerti," pungkasnya.
Seperti diketahui, tidak beroperasinya sejumlah kapal cantrang sejak dilarang pada 1 Januari 2018 lalu membuat operasional sejumlah pabrik surimi terpaksa berhenti. Karena sumber bahan baku surimi yang selama ini diandalkan dari hasil tangkapan cantrang sudah tak ada lagi.
Surimi merupakan daging ikan yang dilumatkan, yang menjadi bahan baku untuk produk-produk olahan ikan seperti bakso, crabstick dan tempura. (eds/ara)