Memang harga itu sudah turun dari sebelumnya Rp 11.500/kg, tapi masih tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET) beras medium Rp 9.450/kg. Menurut pedagang Pasar Cipinang, pasokan beras yang masuk ke Cipinang belum bisa memangkas harga beras.
"Ada beras masuk tapi tanya harganya berapa? Itu sudah mulai panen tapi harga beras tetap di atas Rp 12.000/kg. Jadi pasokan ini tidak lancar karena barang di daerah tidak sesuai harapan," ujar Yono, salah satu pedagang beras di Cipinang kepada detikFinance, Jumat (26/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Panen itu kan harus digorok abis digorok itu digiling setelah digiling itu ada prosesnya. Jadi apakah mungkin dari digorok lalu masuk ke induk?" terang Zulkifli.
Dirut Utama Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo, mengatakan pada dasarnya setiap hari selalu ada pengiriman beras, dan tak hanya dari daerah yang sedang panen.
Sebab, kata Arief, sebanyak 35% pasokan beras di PIBC berasal dari Perum Bulog. Ia pun memberi contoh pasokan yang dikirim kemarin sebanyak 3.850 ton.
"Sebanyak 35% itu (pasokan beras) dari Bulog. Kemarin masuk 192 truk jumlah beras 3850 ton. Itu campur (asalnya) dari Bulog 35% itu 1670 ton dan sisanya dari daerah-daerah yang panen," terang Arief.
Ia mengingatkan bahwa pada dasarnya dari mana pun stok beras tersebut hal yang terpenting adalah menjaga stok PIBC tetap aman di atas 25.000 ton.
"Intinya dari mana pun masuk ke Cipinang itu untuk menjaga Cipinang dari angka 25.000 ton," tutupnya. (hns/hns)











































