Budi Karya hadir di Soetta untuk rapat dengan Airnav dalam rangka melakukan perbaikan performa pada bandara yang ada di Jakarta, Bali dan Papua. Dengan mengenakan kemeja putih dan jeans abu-abu, Budi melakukan rapat di kantor Airnav selama kurang lebih dari satu jam sejak pukul 15.45 WIB.
"Hari ini saya ke airnav mendengarkan dan melihat rencana improvement yang dilakukan Airnav di 3 lokasi. Karena 3 lokasi ini adalah 3 lokasi yang penting dan dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, yaitu Jakarta, Bali dan Papua," kata Budi di Jakarta Air Traffic Service Center, Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (3/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Jakarta sendiri, akan dilakukan pembangunan runway ketiga di Bandara Soetta. Runway baru tersebut nantinya akan menambah kapasitas pergerakan pesawat di Bandara Soetta di saat satu runway melalukan maintenance.
"Nanti kita akan mendapatkan keuntungan, mendapatkan movement yang jauh lebih tinggi di atas 100. Runway 3 itu sendiri tidak independen. Ada satu kondisi, jaraknya tidak lebih dari 250 meter. Tapi pada saat itu Soetta akan lebih baik, lebih safety terutama dari segi maintenance," terang Budi Karya.
Selain itu, rapat juga membahas tentang kesiapan bandara di Bali dalam rangka menyambut pertemuan IMF (International Monetary Fund) dan World Bank Meeting Oktober mendatang.
"Diperkirakan saat acara nanti ada tambahan, 1 hari itu ada 100 movement. Dari perhitungan kita, kita ada ruang sampai 300 movement. Tidak ada masalah mengenai itu tapi kita akan mendayagunakan untuk pesawat-pesawat wide body untuk menginap. Tapi karena enggak mungkin kita memarkir 100 pesawat. Makanya beberapa bandara di sekitar Bali akan kita gunakan," tuturnya.
Selain itu dibicarakan pula persiapan untuk bandara-bandara di Papua dalam rangka meningkatkan level keamanannya.
"Kalau di Jakarta ini berkaitan dengan level of service, kalau di sana, level of safety. Safetynya belum optimal. Selain kita meningkatkan alat-alat, membuat rute, kita juga harus gunakan dua bandara lain yang namanya Timika dan Dekai sebagai titik berangkat ke bandara-bandara lain. Karena issue di Papua, dengan kepadatan yang tinggi dan window time cuma 2 jam di pagi hari, itu padat sekali. Kalau mereka berangkat dari 3 titik, berarti kan probability nya jadi lebih banyak," terang Budi Karya. (eds/hns)