Ini Pekerjaan yang Tak Akan Bisa Digantikan Robot

Ini Pekerjaan yang Tak Akan Bisa Digantikan Robot

Fadhly F Rachman - detikFinance
Rabu, 21 Feb 2018 19:25 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebutkan banyak pekerjaan yang bisa hilang dan digantikan oleh mesin ketika perkembangan teknologi semakin canggih. Beberapa sektor seperti pertanian, ritel, hingga manufaktur dipercaya banyak menggunakan mesin dibanding tenaga manusia ke depannya.

Walau demikian, Bambang mengatakan, masih ada sejumlah profesi atau pekerjaan yang tidak tergantikan oleh majunya teknologi. Profesi-profesi ini tetap dibutuhkan meski adanya perkembangan digital.

"Ini adalah pekerjaan yang tetap dibutuhkan di masa depan maksudnya mau ada era revolusi industri 4.0, mau ada digital, tapi pekerjaan ini tidak akan hilang," kata Bambang di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia merinci, di sektor konstruksi, profesi seperti arsitek, manajer konstruksi, teknisi pengawas, hingga pekerja konstruksi diyakini tidak akan hilang. Semua profesi itu masih akan dibutuhkan.

"Karena tidak mungkin yang mengerjakan jalan itu robot. Ini sektor ini masih butuh orang," kata Bambang.

Selain itu, kata Bambang, tenaga pengajar seperti guru dan dosen juga menjadi salah satu profesi yang tetap diperlukan di masa depan. Meskipun, saat ini telah ada teknologi yang memungkinkan untuk belajar jarak jauh.

"Tetap beda rasanya mendengarkan kuliah lewat TV, video conference dibanding dengan mendengarkan kuliah langsung dari orangnya," kata dia.


Sedangkan untuk bidang kesehatan, tambah Bambang, profesi seperti dokter juga masih belum bisa digantikan oleh teknologi, termasuk di dalamnya perawat, ahli farmasi dan tenaga medis yang ada.

"Kemudian untuk level manager tentu tetap diperlukan apakah manager keuangan dan lainnya. Untuk profesional adalah teknik, ahli matematika tetap diperlukan. Karena bagaimana pun kalau pun ada software yang bikin adalah ahli matematika. Ahli Teknologi Informatika (TI) apalagi terutama database," ucapnya.

Bambang mengungkapkan, pada 2045 mendatang jumlah angkatan kerja Indonesia akan mencapai 172 juta. Dirinya mengimbau agar sumber daya manusia atau tenaga kerja Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi era ekonomi digital dan canggihnya perkembangan teknologi. Semua itu agar tak menimbulkan semakin banyak pengangguran.

"Juga satu lagi, yaitu seniman designer, musisi tetap perlu dan akan tetap eksis, Enggak akan diganti dengan teknologi. Dan apapun mudah-mudahan 172 juta orang angkatan tenaga kerja Indonesia di 2045 itu akan bisa atasi digitalisasi ini," tutur Bambang. (ara/ara)

Hide Ads