Direktur Utama Perum Ikan Indonesia (Perindo) Risyanto Suanda menjelaksan, pembangunan pasar ikan moden ini merupakan inisiasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang akan menggunakan dana dari APBN.
"Jadi gini yang membangun KKP dananya dari APBN kami rencanannya akan menjadi pengelolanya. Kalau saya dengar kemarin itu Rp 150 miliar," katanya kepada detikFinance, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan biaya tersebut sebuah pasar yang dibangun lebih modern ini khusus untuk meningkatkan harga dan kualitas produk ikan di Indonesia.
"Ini kan bagian dari development kami yang menyediakan lahan, nah jadi nanti KKP yang akan men-develope ini tapi dari kami itu kami yang akan menyediakan lahan," paparnya.
Pembangunan pasar ikan modern kata dia, secara ekonomi bisa meningkatkan taraf ekonomi para pedagang yang berjualan ikan di pasar tersebut dan meningkatkan perputaran uang di pasar ikan.
Saat ini, nilai transaksi pasar ikan Muara Baru adalah sebesar Rp 10 miliar per malam, dengan rata-rata perputaran uang Rp 3,6 triliun per tahun. Nilai ini bisa lebih besar lagi dengan adanya pembaharuan fasilitas yang lebih modern dan bersih.
Peningkatan transaksi juga bisa didorong dengan penerapan transaksi non tunai. Sehingga pengunjung yang berbelanja ikan tak perlu lagi membawa uang tunai yang sangat banyak namun bisa berbelanja dengan volume yang lebih besar.
"Untuk transaksi kita memang kalau sekarang ini kan cash basis, jadi datang cash and carie kan yang bawa uang itu. Volume penjualannya satu malah itu sampai Rp 9-10 miliar itu untuk pasar yang saat ini eksisiting ya. Jadi dalam setahun bisa Rp 3,6 triliun dalam setahun ini kan jumlah yang sangat besar kan," katanya. (dna/dna)