Dalam kajian terakhir, William bilang ada beberapa perubahan yang akan dilakukan terkait konstruksi jalur MRT fase II. Di antaranya adalah rencana pembangunan terowongan yang melewati jalan Gajah Mada, diputuskan untuk dibangun terowongan bertingkat atau vertikal demi menekan biaya konstruksi.
"Untuk jalur di stasiun Harmoni atau Sawah Besar ada perubahan, tadinya di bawah sungai diputuskan untuk efisiensi biaya jadi diletakkan di bawah jalan Gajah Mada. Untuk Harmoni-Sawah besar, nanti terowongannya tidak di kiri dan kanan, tapi jadi vertikal," kata William dalam paparan jumpa pers di Bakoel Koffie, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tadinya kita putuskan untuk membuat berurut, tapi sekarang jadinya vertikal. Karena kalau dibuat sisi kiri dan kanan, itu berarti akan menutup dua jalur jalan. Jadi dua jalur jalan akan terganggu, plus dari sisi pembiayaan, berarti kita akan membuat dua kali pekerjaan di kiri dan kanan. Jadi entrancenya dua kali di kiri dan kanan. Dengan menyatukan dia di bawah satu jalur, di bawah jalan gadjah mada, itu berarti konsentrasi pekerjaan akan hanya di jalur itu," jelasnya.
Adapun biaya pembangunan MRT Jakarta Fase II ditaksir sebesar Rp 22,5 triliun. Meski jalurnya lebih pendek dari fase I, namun biaya pembangunannya lebih mahal karena seluruh jalurnya dibangun di bawah tanah. (eds/zlf)