"Overall, kalau lihat seminggu terakhir, top nya pernah sampai mau mendekati Rp 13.800. Tapi sekarang kan masih di kisaran Rp 13.700-an kan, jadi harusnya nothing to worry. Tapi memang kondisinya masih menekan kita," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Senin (5/3/2018).
Baca juga: Pegang Dolar AS? Jual Sekarang! |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, David memprediksi rupiah akan terus tertekan menuju penyelenggaraan Federal Open Market Committee (FOMC) oleh Bank Sentral AS The Fed di minggu ketiga Maret ini.
"Sentimen akan masih berlangsung menekan ke kita. Karena di Amerika sekarang ekonominya agak agresif. Kalau agresif kan pasti akan tekan mata uang yang lain. Dan ini juga bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tapi mata uang negara lain juga sama," katanya.
Seperti diketahui, nilai tukar dolar terhadap rupiah saat ini masih terus tertekan hingga berada di kisaran Rp 13.750. Dalam kurun waktu lima hari terakhir, dolar yang sempat mencatat pelemahan di angka Rp 13.288 pada Kamis 1 Maret 2018, sampai hari ini terus merangkak naik hingga parkir di angka Rp 13.755 siang ini. (eds/eds)