Pengecer di Jepara Ngeluh Elpiji 3 Kg Langka

Pengecer di Jepara Ngeluh Elpiji 3 Kg Langka

Wikha Setiawan - detikFinance
Senin, 12 Mar 2018 11:41 WIB
Foto: Wikha Setiawan/detikcom
Jepara - Kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) terjadi di Kabupaten Jepara. Pengecer kehabisan stok sejak tiga pekan terakhir.

Khasanah (50) seorang pengecer gas elpiji 3 kg mengaku sudah tiga pekan tidak mendapatkan pasokan. Banyak pelanggan yang kecewa karena tidak ada stok.

"Sampai sekarang belum ada kiriman stok. Sudah tiga pekan ini. Banyak pelanggan yang kecewa," ujarnya saat ditemui detikcom di toko kelontongnya Desa Teluk Wetan, Kecamatan Welahan, Jepara, Senin (12/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kesulitan mendapatkan pasokan, katanya, dialami hampir semua pengecer yang lain.

"Tidak hanya di sini, gas melon memang sulit didapat," tuturnya.

Suwarni (55), pengecer lain juga menyampaikan bahwa gas elpiji tiga kilogram memang sulit didapat. Biasanya dalam seminggu ia mendapat pasokan sekitar 25 tabung.

"Biasanya seminggu dapat 25 tabung per minggu. Tapi ini sudah tiga minggu kosong," paparnya.

Kelangkaan elpiji bersubsidi ini mengakibatkan kenaikan harga. Satu tabung saat ini mencapai Rp 25 ribu per tabung. Padahal, harga normal di pengecer hanya sekitar Rp 20 ribu per tabung.


Sulistyowati (31), seorang pembeli terpaksa harus ke luar daerah untuk mendapatkan gas elpiji 'melon' tersebut.

"Dari kemarin mutar cari gas tidak ada. Kosong semua. Tadi harus ke Demak perbatasan, kira-kira lima kilometer dari rumah. Dapat dengan harga Rp 25 ribu per tabung," ucapnya.

Ia berharap, pemerintah setempat dapat menyediakan gas elpiji sesuai kebutuhan masyarakat.

"Kalau sulit didapat, kita tidak bisa memasak. Apalagi yang punya bisnis pembuatan makanan, otomatis terhenti. Harapannya kondisi seperti ini dicarikan solusi," tandasnya.

Diserap UMKM

Supervisor Agen Gas Elpiji PT Koes Putronegoro, Winarso menyampaikan, di Kabupaten Jepara gas bersubsidi tersebut selain digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, juga pelaku UMKM.

Tiap hari pihanya melayani penjulan gas elpiji untuk 30 UMKM. Setiap UMKM, sedikitnya menggunakan tiga tabung gas elpiji ukuran 3 Kg dalam sehari.

"Akibatnya stok di masyarakat sering kosong, karena pemakaiannya bertambah tidak terkendali. Seperti orang punya hajat dan konsumsi UMKM," ujarnya kepada wartawan, Senin (12/3/2018)

Ia menambahkan, kelangkaan bukan diakibatkan pengurangan kuota. Namun, karena meningkatnya permintaan.

"Kondisi itu berdampak terhadap kenaikan harga. Pemerintah Kabupaten Jepara telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji 3 Kg sebesar Rp15.500 per tabung. Namun, harga di masyarakat bisa mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu," papar dia.

Terpisah, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Jepara, Edi Marwoto mengungkapkan, kuota gasl elpiji di Kabupaten Jepara berdasar sesuai konsumsi rumah tangga.

Kuota gas elpiji 3 Kg bulan ini sebanyak 631.968 tabung. Jumlah tersebut sama dengan jumlah kuota bulan lalu.

"Kami kalau data itu (UMKM pengguna gas 3 Kg) belum ada. Data penggunaan adalah rumah tangga. Jadi dasar penetapan kuota ya, rumah tangga," tandas dia. (hns/hns)

Hide Ads