Dalam perjalannya, beberapa kali Basuki turun dari kendaraannya untuk melihat langsung kondisi jalanan. Memang beberapa titik dari ruas jalan tersebut kondisinya sangat tidak layak untuk dilalui.
Selama setengah perjalanan dari Merauke hingga Muting, kondisi jalan merupakan tanah rawa yang dilapisi semen dan aspal. Selain jalan, terlihat genangan air bekas pengerukan tanah untuk menimbun jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Karena di daerah rawa, tingginya air terhadap tanah akan terpengaruh terus, tergerus. Nanti supaya kadar airnya rendah akan kita buat drainase. Lebih baik seperti itu dari pada kita naikan terus tanahnya," kata Basuki di Muting, Papua, Jakarta, Jumat (16/3/2018).
Dalam perjalanan, rombongan disajikan pemandangan hutan rawa. Sesekali terlihat hamparan rawa yang luas. Ketika sampai di daerah Asike, pemandangan berubah menjadi kebun kelapa sawit.
Namun dari 431 km total jalan tersebut masih ada sekitar 58 km yang secara terpisah kondisinya rusak parah. Jalanan hanya tersambung dengan tanah merah, sehingga tidak semua jenis kendaraan bisa melaluinya.
![]() |
Selain itu, ada pula 2 jembatan yang tengah dibangun di ruas jalan tersebut. Lantaran kondisinya masih dalam pengerjaan, maka jalur kendaraan dibuat melalui samping jembatan yang kondisinya juga sulit untuk dilalui.
Total perjalanan Basuki dan rombongan dari Merauke hingga Boven Digoel mencapai 8 jam. Menurut Basuki, jika tak ada jalan yang rusak, waktu tempuh yang dibutuhkan hanya 6 jam.