Telat Dibangun Bikin Tarif Tol Mahal? Begini Penjelasannya

Telat Dibangun Bikin Tarif Tol Mahal? Begini Penjelasannya

Dana Aditiasari - detikFinance
Kamis, 22 Mar 2018 16:02 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fathur Rahman menyebut, tarif tol yang saat ini dianggap mahal terutama oleh para pengemudi truk, merupakan konsekuensi dari mahalnya biaya pembangunan jalan tol itu sendiri.

Mahalnya biaya pembangunan dikarenakan waktu pembangunan jalan tol yang terbilang terlambat. Agar lebih sederhana, ia mengibaratkan membangun tol dengan mencicil KPR (Kredit Pembiayaan Rumah).

"Ini ibaratkan KPR satu rumah. Di tahun 2008 katakanlah harganya Rp 100 juta. Sekarang tahun 2018, sudah selang sepuluh tahun, rumah yang sama kalau dijual mungkin sudah Rp 500-600 juta," kata dia saat dihubungi detikFinance melalui sambungan telpon, Kamis (22/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Perbedaan harga tersebut, kata dia, memberi konsekuensi beban cicilan yang lebih besar pula bagi orang yang membelinya.

"Artinya apa? Artinya, kalau dia membeli rumah di tahun 2008, tentu sekarang cicilannya lebih ringan ketimbang dia beli sekarang," sebut dia.

Hal yang sama berlaku juga untuk pembangunan jalan tol.

"Kalau dari dulu sudah dibangun, jalan tol kita sudah selesai dengan biaya yang tentunya lebih murah. Jadi kalau dibandingkan jalan tol yang dulu dengan yang sekarang menurut saya nggak pas. Karena kondisinya juga berbeda," sebut dia.


Ia melanjutkan, langkah pemerintah yang saat ini gencar melakukan pembangunan adalah langkah yang tepat. Karena, bila semakin ditunda, maka biaya pembangunan akan semakin mahal dan membuat beban negara akan semakin berat.

"Seperti KPR tadi, tahun 2008 harganya Rp 100 juta, 2018 harganya Rp 500-600 juta, 10 tahun lagi bisa jadi enggak kebeli. Jalan tol juga gitu, semakin ditunda bisa jadi enggak akan terbangun di masa depan. Atau bisa dibangun tapi utang pemerintah untuk membiayai itu juga akan semakin besar," tandas dia. (dna/zul)

Hide Ads