kepada perseroan untuk mengumumkan prospektus ringkas dan pelaksanaan penawaran awal.
Perseroan berencana menerbitkan hingga 770.370.000 saham baru atau sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Sesuai aturan yang berlaku, perseroan juga menawarkan sebagian saham
untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA) sebanyak banyaknya 10% dari jumlah saham yang akan dilepas ke publik.
Harga saham pada penawaran perdana ini ditetapkan pada kisaran Rp 900 sampai Rp 980. Masa penawaran awal (book building) akan berlangsung sejak 27 Maret sampai dengan 6 April 2018, dengan
rencana tanggal efektif pada 16 April, sedangkan Masa Penawaran Umum (offering period) direncanakan terjadi pada 18-20 April nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan memiliki saham BTPN Syariah, publik secara tidak langsung turut andil memberdayakan masyarakat prasejahtera produktif di Indonesia, karena dana yang diperoleh pada IPO ini akan digunakan untuk peningkatan volume pembiayaan terhadap segmen tersebut yang selama ini menjadi fokus bisnis perseroan", kata Ratih dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Baca juga: BTPN Syariah akan IPO Tahun Ini |
BTPN Syariah memiliki model bisnis yang fokus dan unik, yakni menyalurkan pembiayaan kepada perempuan dari keluarga prasejahtera produktif, dengan rata rata pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 1 juta-3 juta per debitur. Selain menyalurkan pembiayaan, perseroan juga aktif melakukan pemberdayaan melalui Program Daya guna meningkatkan kapasitas para nasabah.
Dengan mengimplementasikan prinsip sosial dan bisnis secara bersamaan ini, perseroan mencatatkan pertumbuhan yang impresif selama beberapa tahun terakhir. Hingga akhir Desember 2017, total aset mencapai Rp 9,2 triliun atau tumbuh 25,0% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 6,5 triliun atau tumbuh 21,5%. Sedangkan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 6,1 triliun, tumbuh 21,1%.
"Meski menyasar segmen di bawah mikro, dengan melibatkan banyak sekali debitur, Alhamdulillah kami berhasil menjaga rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) di level sangat rendah yakni 1,67%" kata Ratih.
Untuk menjalankan IPO ini, BTPN Syariah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter). Ferry Tanja, Direktur Ciptadana, optimistis investor publik
akan merespon positif penawaran saham perdana ini.
"BTPN Syariah memiliki posisi di pasar dan potensi pasar yang luas. Selain itu, kinerja keuangannya juga solid, memiliki tim manajemen yang berpengalaman dan mendapat dukungan penuh dari induk perusahaan," katanya. (ara/ang)