Solusi Menhub Tak Ampuh Obati Desak-desakan Horor Stasiun Duri

Solusi Menhub Tak Ampuh Obati Desak-desakan Horor Stasiun Duri

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 11 Apr 2018 18:47 WIB
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Stasiun Transit Duri kondisinya masih horor. Para penumpang KRL terpaksa berhimpit-himpitan saat jam-jam sibuk.

Padahal Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah melakukan sidak ke stasiun tersebut. Budi juga meminta adanya penambahan kereta dan memanfaatkan kereta bandara untuk menampung penumpang KRL.


Namun menurut Peneliti Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang usulan sang menteri tidak bisa menjadi jalan keluar. Sebab sangat sulit untuk menerapkan penggunaan kereta bandara yang berbeda kelas dengan KRL Commuter Line.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Solusi Menhub itu kan solusi sementara. Kalau bisa gunakan kereta bandara bagaimana PSO? Kalau penumpang mau pakai tarif KRL apakah pemerintah mau talangin? Misalnya tarif kereta bandara Rp 35 ribu sementara KRL Rp 5 ribu, mau nggak talangin? ini sulit," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Rabu (11/4/2018).

Lalu, tambah Deddy, jika pemerintah mau menalangi selisih tarif tersebut, dia tidak yakin penumpang kereta bandara rela untuk disatukan dengan penumpang KRL.

"Jenis keretanya kan berbeda, mereka belinya tiket express tapi pelayanannya kereta ekonomi," tambahnya.


Memang dari dua usulan Menhub yang baru terealisasi hanya penambahan kereta KRL. Namun penambahan kereta pun hanya dilakukan pada pukul 7.15 WIB. Sehingga, jadwal keberangkatan kereta saat ini menjadi 6.30 WIB, 7.00 WIB, dan selanjutnya 7.15 WIB.

Akan tetap penambahan itu belum memberi dampak lantaran keberangkatan kereta selanjutnya mengalami pemunduran jadwal yang artinya penumpang harus menunggu lebih lama dan memicu kepadatan. (dna/dna)

Hide Ads