BKPM Ajak Investor China Kembangkan Industri di Jawa Timur

BKPM Ajak Investor China Kembangkan Industri di Jawa Timur

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 24 Apr 2018 11:31 WIB
Foto: Sylke Febrina Laucereno
Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempromosikan investasi di Jawa Timur kepada investor asal China. Kesempatan investasi di provinsi di timur Jawa ini masih besar karena memiliki potensi yang tinggi.

BKPM hari ini menggelar East Java Business Gathering 2018. Dalam acara ini digelar pula diskusi panel bertajuk "Investment Opportunity in Manufacturing Industry". BKPM juga mempromosikan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE).

Acara ini dihadiri oleh ratusan investor asal China. Lalu dihadiri oleh perwakilan dari Kedutaan Besar China untuk Indonesia Wang Liping.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Fasilitas Promosi Daerah BKPM Husen Maulana menjelaskan kesempatan berinvestasi di Jawa Timur salah satunya bisa dilakukan di industri manufaktur.

"Selain manufaktur industri lain seperti obat-obatan, makanan dan minuman, pulp and paper hingga pengemasan," kata Husen di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (24/4/2018).


Husen menjelaskan untuk investasi obat obatan dan makanan di Jawa Timur sangat potensial karena kebutuhan makanan dan obat sangat besar di dalam negeri maupun pasar luar negeri.

Industri spare parts kendaraan bermotor juga memiliki pertumbuhan yang signifikan di Jawa Timur. Selain itu juga ada industri plastik, industri kopi, industri pengolahan mangga.

Selain itu, dia mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyampaikan kemudahan berbisnis di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini mencerminkan kondisi ekonomi Indonesia terus membaik.


Husen menjelaskan secara umum Jawa Timur memiliki luas wilayah 48.039 km dengan jumlah populasi 38,84 juta (data 2015). Sebanyak 49% penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 51% penduduk berjenis kelamin perempuan.

Jawa Timur memiliki pertumbuhan ekonomi 5,72% pada kuartal IV-2017. Ini memang lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi wilayah lain namun lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional. (ara/ara)

Hide Ads