"Dolar sudah lebih tenang. Memang kemarin itu minggu lalu memang Presiden AS pakai Twitter mulai menuduh lagi beberapa negara manipulator kurs (nilai tukar mata uang), sehingga pasar mulai bergerak" katanya ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Darmin meyakini keperkasaan dolar AS yang sudah terjadi beberapa waktu ini tidak akan berlanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mestinya dasarnya tidak cukup untuk berlanjut, sehingga itu mestinya akan reda, meski memang pasar kelihatannya agak volatile (tidak menentu)," sebutnya.
Menurutnya rupiah berpeluang kembali ke level Rp 13.500 per dolar AS.
"Sebenarnya mungkin fundamentalnya ada di angka itu, Rp 13.500-13.600, tapi kalau situasi kemudian dipicu oleh omongan macam-macam, bisa saja dia bergerak sedikit ke sana dan ke sini. Tapi setidaknya tidak ada hal yang membuat dia berubah secara signifikan," jelasnya.
Darmin menambahkan bila rupiah bergejolak akibat gangguan eksternal atau dari luar negeri, maka kendalinya ada di Bank Indonesia (BI) untuk mengintervensi.
"Sebenarnya memang kalau asal dari luar, itu BI yang akan intervensi. Tetapi pemerintah untuk jangka pendek itu tidak ada yang langsung, selalu pemerintah menyehatkan fundamental ekonomi, itu fungsinya dalam stabilisasi kurs," tambahnya. (zlf/zlf)