Apakah dolar AS bisa mencapai Rp 14.000?
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan peluang pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Sentuh Rp 13.900 Pagi Ini |
Bhima menjelaskan, faktor pelemahan didorong oleh perkiraan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS yakni The Federal Reserve (The Fed) fund rate yang mendorong ekspektasi pasar terhadap imbal hasil surat utang AS.
"Hari ini yield Treasury 10 tahun naik menjadi 3,03%. Investor akan mengalihkan dana nya ke instrumen yang lebih menguntungkan," ujar dia.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan penguatan dollar AS yang terjadi pada Jumat kemarin juga terjadi pada seluruh mata uang dunia termasuk rupiah.
Pada hari Senin, dollar AS kembali mengalami penguatan secara meluas (broadbased). Sama seperti yang terjadi di hari Jumat, penguatan dollar AS masih dipicu oleh meningkatnya yield US treasury bills mendekati level psikologis 3,0% dan munculnya kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari 3 kali selama 2018.
Baca juga: Dolar AS Ngamuk Bikin IHSG Anjlok |
Dia menjelaskan, optimisme investor terhadap prospek ekonomi AS terjadi karena data ekonomi yang terus membaik dan tensi perang dagang antara AS dan China yang berlangsung tahun ini. Menurut Agus inilah yang menyebabkan kenaikan yield dan suku bunga di AS. (dna/dna)