Ini Kata Menaker Soal Buruh yang Mau Serbu Istana Saat May Day

Ini Kata Menaker Soal Buruh yang Mau Serbu Istana Saat May Day

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 27 Apr 2018 17:40 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Memperingati hari buruh pada 1 Mei mendatang atau yang biasa disebut May Day, rencananya tenaga kerja di Indonesia bakal menggelar aksi demo besar-besaran ke Istana Negara. Apa kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengenai itu?

"Kalau itu kan sudah dari dulu ngomongnya besar-besaran mulu. Sudah lah," katanya kepada detikFinance dalam acara Blak-blakan, Jumat (27/4/2018).

Hanif mengatakan pihaknya tak mempersiapkan antisipasi secara khusus menghadapi kemungkinan adanya aksi besar-besaran para buruh. Pasalnya dia yakin May Day bakal berlangsung kondusif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak ada (antisipasi khusus). May Day is fun day. Karena ini kan perayaan dan kemenangan perjuangan buruh dan saya pengen teman-teman buruh itu bisa merayakan dengan riang gembira," ujarnya.



Kenapa penting merayakan dengan riang gembira, kata Hanif agar para buruh bisa memotivasi diri mereka menjadi lebih baik dan menumbuhkan optimisme.

"Misalnya kalau berjuang sambil nggak happy itu kan artinya pesimis, jadi kurang termotivasi, cara-cara perjuangannya jadi kurang canggih misalnya begitu" lanjutnya.

Maka itu, kata Hanif pemerintah ingin mendorong perayaan hari buruh bisa dilaksanakan dengan hal-hal positif.

"Kita ingin mendorong May Day dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Yang mau demo monggo silahkan selama tertib dan memenuhi aturan. Yang mau mancing monggo, yang mau jalan santai monggo, yang mau luangkan waktu sama keluarga monggo. Jadi yang positif-positif lah," tutur Hanif.

Selain itu, dia menginginkan sesama buruh agar saling menghargai cara mereka merayakan May Day.

"Jangan ada misalnya yang merasa paling benar. May Day yang paling benar adalah demo misalnya. Itu yang punya keyakinan begitu monggo silahkan saja. Tapi kalau ada teman-teman buruh yang lain yang merayakan dengan cara yang lain kemudian dianggap misalnya salah, itu yang nggak boleh," tambahnya.

(eds/eds)

Hide Ads