Bayar Tol Sambil Ngebut Baru Terlaksana 2019 Nanti

Bayar Tol Sambil Ngebut Baru Terlaksana 2019 Nanti

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 03 Mei 2018 12:54 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Rencana pemerintah untuk menerapkan sistem multi lane free flow di tol atau pembayaran tol tanpa henti di gerbang tol pada akhir tahun 2018 mendatang tampaknya harus mundur. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan penerapan transaksi pembayaran di tol tanpa henti tersebut harus mundur karena sampai saat ini proses lelang masih dipersiapkan.

"Ya agak mundur ya. Kan prosesnya kita masih siapkan lelangnya," katanya saat ditemui di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Dia bilang, pemerintah dalam hal ini BPJT sebagai otoritas masih menyiapkan lelang penyedia teknologi transaksi tanpa berhenti di tol tersebut. Termasuk pemilihan opsi teknologi seperti apa yang akan digunakan untuk sistem multi lane free flow nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mudah-mudahan tahun ini masih dapat kita lakukan lelang, nanti dapat pemenang. Lelang semuanya, termasuk teknologi yang dipilih, alat yang dibangun, sistem yang ada di depan, di tengah, di belakang, termasuk bagaimana meregistrasi," jelasnya.

Herry sendiri enggan menyebutkan waktu persis lelang penyedia teknologi tersebut bisa dimulai. Namun dia menargetkan lelang bisa segera dimulai tahun ini sehingga implementasi sistem transaksi pembayaran tanpa berhenti di gerbang tol bisa dilaksanakan di tahun 2019.

Setidaknya ada tiga opsi alat pembayaran yang akan menggantikan kartu elektronik di sistem multi lane free flow nanti, di antaranya stiker Radio Frequency Identification (RFID), DSRC (dedicated short-range communication), dan Global Navigation Satellite System (GNSS).

RFID merupakan stiker yang dilengkapi dengan teknologi Radio Frequency Identification. Penggunaannya cukup menempelkan stiker RFID pada bagian depan mobil, kemudian stiker akan memancarkan sinyal radio yang akan diterima alat pembaca sinyal yang sudah dipasang di masing-masing gerbang tol. Gerbang tol akan terbuka otomatis bila membaca sinyal dari stiker itu.


Sementara DSRC merupakan teknologi komunikasi jarak pendek yang menggunakan semacam alat pembaca sinyal, tapi juga bisa menggambarkan kepadatan tol di satu bagian tertentu.

Sedangkan GNSS merupakan sistem pembayaran yang menggunakan alat yang dipasang di mobil dan dibaca lewat satelit. Penerapan jalan berbayar ini tanpa perlu memasang infrastruktur, seperti gantry atau juga gerbang tol yang rumit namun memerlukan biaya investasi yang cukup tinggi, baik pada badan usaha maupun pengguna.

"RFID salah satu teknologi yang digunakan di dunia. Di Eropa dan Australia pakai DSRC. Eropa Timur seperti Jerman pakai GNSS. Semua handal tapi belum ada keputusan. Nanti di lelang bagaimana mereka bisa menawarkan multiland freeflow dengan harga yang paling murah," pungkasnya.

(eds/ang)

Hide Ads