Lalu bagaimana cara membelinya? Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman mengatakan caranya cukup melalui website dan aplikasi yang nantinya akan diluncurkan di hari yang sama, sehingga tidak perlu lagi mendatangi agen penjualan.
"Caranya karena online, maka kita bisa lewat aplikasi di smartphone atau internet," kata Luky di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (11/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melalui serangkaian tersebut, calon investor akan memiliki single investor identification (SID) dan mendapatkan kode billing yang kemudian harus dibayarkan ke bank persepsi. Pembayaran bisa dengan online maupun offline.
Pembayaran yang dimaksud juga sesuai dengan jumlah pesanan yang diajukan. Setelah membayar, akan mendapatkan nomor transaski penerimaan negara (NTPN) yang menandakan bahwa pembelian SBR003 sudah lengkap.
"Kalau registrarsi sudah bisa sekarang untuk dapatkan SID. Nanti diorder misalnya Rp 1 juta, Rp 10 juta, Rp 5 juta. Cara bayarnya, nanti dapat billing quote bisa bayar ke bank, e-banking, atau ATM. Seperti bayar pajak, uang sudah masuk dikasih buktinya, ya sudah selesai. Itu very simple. Adas dua minggu untuk lakukan pemesanan," jelas dia.
Pelaksanaan penjualan SBN ritel ini dilakukan secara online (e-SBN) dan tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.08/2018 tentang Penjualan Surat Utang Negara Ritel di Pasar Perdana Domestik. Aturan ini juga merevisi dari PMK Nomor 42 Tahun 2014 tentang Penjualan Obligasi Negara kepada investor ritel di pasar perdana.
Rincian SBR003 ini periode registrasinya dari 30 Mei-25 April dengan masa penawaran pada 14-25 Mei 2018. Tanggal penetapan hasil penjualan pada 28 Mei 2018, tanggal setelmen 31 Mei 2018 dan jatuh temponya 20 Mei 2020.
Minimum pemesanan SBR003 ini Rp 1 juta dan maksimum pemesanan Rp 3 miliar. Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama sebesar 6,8% yang berasal dari suku bunga acuan yang berlaku ditambah spread tetap 255 basis poin atau 2,55%.
Pembayaran kupon akan dilakukan tanggal 20 setiap bulan dan pertama kali dilakukan pada 20 Juni 2018. Adapun tingkat kupon 6,8% berlaku untuk satu tahun dari tenor 2 tahun dengan target peneribitan Rp 1 triliun yang bisa diupsize sampai Rp 5 triliun.
"Kita keliling ke Indonesia untuk memasarkan SBN ritel ini. Kita mulai di Medan, Pontianak, Palembang, Bandung, Bemarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Balikpapan, dan Manado," terang Luky. (hns/hns)