Hei Milenial, Nggak Tertarik Beli Surat Utang Pemerintah?

Hei Milenial, Nggak Tertarik Beli Surat Utang Pemerintah?

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 11 Mei 2018 12:02 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menerbitkan surat utang negara (SBN) ritel seri SBR003 pada 14 Mei 2018.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman mengatakan SBR003 ini sebagai instrumen investasi yang bisa dimanfaatkan oleh generasi milenial.

"Pada intinya adalah kita akan tawarkan itu pada 14 Mei. Kita punya rencana menerbitkan SBN ritel secara online, inilah saatnya kita coba realisasikan," kata Luky di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksanaan penjualan SBN ritel ini dilakukan secara online (e-SBN) dan tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.08/2018 tentang Penjualan Surat Utang Negara Ritel di Pasar Perdana Domestik. Aturan ini juga merevisi dari PMK Nomor 42 Tahun 2014 tentang Penjualan Obligasi Negara kepada investor ritel di pasar perdana.

"Tim kami sudah bekerja sejak 2017, bicara tentang pembuatan sistem, IT, regulasi, kerja sama dengan partner kita, kita punya mitra distribusi, bekerja sama dengan otoritas lain seperti BI dan OJK, kita lakukan simulasi, dan Insya Allah semua sudah siap. Kita akan wujudkan Senin tanggal 14 Mei 2018," ujar dia.

Luky mengatakan SBR003 diterbitkan dengan dengan minimum pemesanan Rp 1.000.000 dan maksimum pemesanan Rp 3 miliar. Sedangkan yield atau imbal hasil dari surat utang ini sekitar 6,8% yang berpacuan pada BI 7 Days Repo Reverse Rate plus spread.


"Ini bagian upaya kami untuk mendalami pasar, sekaligus untuk financial inclusion. Yang kita sasar adalah generasi muda, bukan hanya 40 tahun ke bawah tapi juga generasi milenial," jelas dia.

Penerbitan SBR003 juga melibatkan 9 mitra ditribusi yang terdiri dari bank umum seperti Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank BCA, dan Bank Permata. Lalu perusahaan efek seperti Trimegah Securities, Bareksa, Star Mercato Capitale, dan perusahaan fintech Investree.

"Karena ini lewat internet dan tidak mendekati langsung dengan konsumer mereka, kita memasang target kurang lebih Rp 1 triliun, tapi kita bisa akses sampai Rp 5 triliun. Kalau di tengah masa pendaftaran naik terus, ya kita akan upsize terus," tutup dia.

(ang/ang)

Hide Ads