Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan secara point-to-point, rupiah melemah sebesar 1,47% pada kuartal I 2018 dan 1,06% pada April 2018.
Dia mengungkapkan perkembangan nilai tukar rupiah masih terkendali ditopang oleh fundamental ekonomi Indonesia yang terjaga dan langkah stabilisasi secara terukur yang ditempuh Bank Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan ke depan, BI terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.
Periode Maret - April 2018 rupiah secara poin to poin terdepresiasi 2,06%. Kemudian untuk India Rupee 5,4%, Filipina Peso 4,25%, Brazil 8,5% dan Turki 12%.
Kemudian untuk Thailand Baht terapresiasi 2,2% dan Malaysia Ringgit terapresiasi 2,4%. "Secara umum kita pahami ada depresiasi. Tapi ada kalanya kedua mata uang itu lebih lemah daripada mata uang kita. Mereka itu (Malaysia dan Thailand) menikmati surplus transaksi berjalan. Sedangkan Indonesia defisit," imbuh dia.
Baca juga: Kapan Pelemahan Rupiah Berakhir? |