Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan desain flyover Kretek yang tak ramah bagi pengguna jalan menambah potensi kecelakaan bagi truk, khususnya yang bermuatan lebih. Pasalnya saat melewati flyover tersebut, pengemudi cenderung memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi setelah tanjakan, sehingga bagi kendaraan yang muatannya penuh dan kecepatannya cukup tinggi bakal kehilangan kontrol.
"Flyover Kretek desainnya tidak bagus. Dulu itu dibuatnya sangat cepat cuma beberapa bulan. Jadi dari prasarananya salah, sarananya juga salah. Jalannya terlalu curam," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Selasa (22/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum kecelakaan maut yang terjadi pada Minggu kemarin, di bulan Maret lalu bahkan kejadian yang sama juga terjadi akibat lepas kendali yang akhirnya menabrak sepeda motor, mobil dan rumah dan menyebabkan 6 orang tewas dan 7 luka-luka.
"Jadi muatannya lebih, akibatnya remnya susah. Ditambah flyover ini mendukung juga kecelakaan di situ," ungkap Djoko.
Sementara Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan proses analisa tempat kejadian perkara masih dilakukan bersama komite nasional keselamatan transportasi (KNKT) pada Senin (21/5) lalu. Meski enggan membenarkan adanya sumbangsih kecelakaan dari flyover, namun dia mengakui adanya desain flyover yang kurang ramah bagi pengguna jalan.
"Itu memang diawali dari jembatan Kretek. Memang sudah ada semacam upaya rekayasa di situ, di mana jembatan itu dibagi jadi dua lajur. Tapi kalau lihat kemiringan dan tikungannya itu memang kurang ideal ya. Dari arah Purwokerto kan belok kanan sambil naik, begitu naik langsung turun lagi agak belok ke kiri. Jadi mungkin untuk truk-truk yang mungkin muatannya berat kayaknya agak sedikit oleng-oleng. Karena memang kan banyak kecelakaan di situ. Kita lihat nanti apa ada akibat dari bentuk flyover itu," jelasnya.
Adapun flyover Kretek sendiri merupakan satu dari empat flyover yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kabupaten Brebes pada medio 2016-2017 lalu. Flyover ini dibangun untuk mengatasi perlintasan sebidang kereta api yang kerap menghambat lalu lintas kendaraan khususnya di waktu mudik Lebaran.
Keempat flyover itu dibangun dalam waktu yang singkat. Pembangunannya dilakukan sejak November 2016 dan hanya butuh waktu selama tujuh bulan pembangunan untuk bisa digunakan saat mudik Lebaran 2017.