Masih dengan mengenakan kemeja putihnya, Amran tiba-tiba saja menghampiri salah seorang warga yang sedang membajak sawah. Ia kemudian naik dan mencoba alat tersebut selama setengah putaran.
Usai mencoba traktor roda empat, dia juga sempat meninjau masyarakat yang melakukan panen padi, kemudian naik ke atas panggung untuk memberikan penjelasan kepada warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi pertama swasembada pangan bahkan ekspor, bisa kita capai harus dengan menggunakan teknologi, harus dengan mekanisasi. Kemudian apa tujuan mekanisasi? Yang pertama adalah bisa menekan biaya hingga 40%," kata Amran di Bondowoso, Selasa (22/5/2018).
Kedua, lanjut Amran, indeks pertanamannya bisa mengalami peningkatan yang dulunya bisa menanam satu kali, dengan pemanfaatan teknologi bisa menjadi dua atau tiga kali dalam setahun. Selain itu proses tanam dan panen bisa lebih cepat.
"Kalau dulu panen butuh 25 orang. Sekarang hanya satu orang dan tiga jam banding 25 hari. Itu luar biasa kan. Tanam juga begitu. Tanam panen butuh masing-masing 20 hari per hektar per orang, hari ini satu orang hanya 3 jam per hektar," jelasnya.
Selain itu dia juga menjelaskan pemanfaatan teknologi atau mekanisasi juga bisa menarik minat generasi muda. Dalam peninjauan ini Mentan sempat memberikan satu unit traktor yang diserahkan kepada Babinsa.
"Tanpa teknologi tidak mungkin kita swasembada bahkan ekspor, tidak mungkin kita bersaing dengan negara yang lain," tandasnya. (idr/hns)