Menanggapi hal itu, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan proses pembaharuan data sudah berjalan sejak Januari, dan diperkirakan selesai Agustus.
"Sekarang ini kita sedang memperbaiki pengumpulan data produksi padi dari bulan Januari dengan metode kerangka sampel area (KSA). Janjinya dengan Pak Menko kan Agustus (selesai) Insya Allah," katanya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: JK: BPS akan Rilis Data Baru Produksi Padi |
Suhariyanto menjelaskan perbaikan tersebut dilakukan dengan mendatangi 198 ribu titik sawah setiap akhir bulan
"Setiap akhir bulan kita mendatangi 198 ribu titik sawah itu kita mengambil peta kita mengambil sampelnya, koordinatnya. Jadi petugas datang ke sana dipotret pakai HP kondisi sawahnya seperti apa apakah dia baru tanam apakah dia sudah panen apakah dia puso dan sebagainya dikirim ke sini nanti lah kita akan memperbaiki data produksi data padi," jelasnya.
Baca juga: Mau Impor Beras, Buwas Tunggu Data BPS |
Dia menambahkan keputusan pemerintah mengimpor atau tidak, tak hanya tergantung dari data produksi, tapi dari data stok dan harga. Sementara itu, untuk data stok, pihaknya akan menggunakan data yang diperoleh pada tahun 2015.
"Kita kumpulkan sendiri (data stok) dari rumah tangga dan perusahaan. Tapi tidak tahun ini, kita akan pakai pattern yang 2015," pungkasnya. (hns/hns)