Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan LPS akan mengedepankan misi menjaga stabilitas ekonomi.
"Kami siap melakukan policy apa saja untuk menjaga ekonomi Indonesia," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (28/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bye-bye Bunga Kredit di Bawah 10% |
Bank Indonesia belum lama ini melakukan penyesuaian suku bunga sebesar 25 basis poin sehingga BI 7 Days Repo Rate menjadi 4,5%. Dari kebijakan itu, Sri Mulyani pun menerima jika pertumbuhan ekonomi bakal jauh dari ekspektasi.
"Kalau dalam jangka pendek harus lakukan adjustment (penyesuaian) dan konsekuensinya pertumbuhan ekonomi lebih rendah sedikit, itu konsekuensi yang harus diterima," tegas dia.
Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini percaya bahwa ekonomi Indonesia masih dapat dijaga. Sebab, motor penggeraknya bukan hanya dari kebijakan makroekonomi saja.
"Pertumbuhan ekonomi banyak sekali ditentukan oleh reformasi struktural, karena confidence investasi, ekspor sangat ditentukan oleh competitiveness, jadi pada saat ini fokus kami dari sisi makro memang untuk stabilitas, namun untuk mendorong pertumbuhan yang di kerjakan itu makin akselarasi reformasi sehingga bisa mengurangi tekanan dari makro policy-nya yang sedang menghadapi guncangan dari luar," tutup dia. (dna/dna)