Dalam kesempatan itu, Jonan menjelaskan bahwa rencana akuisisi saham atau divestasi 51% terus dikejar. Saat ini, PT Inalum (Persero) masih melakukan negosiasi untuk membeli 40% hak partisipasi atau participating interest (PI) yang dimiliki Rio Tinto di tambang Grasberg.
Nantinya, hak partisipasi tersebut bakal dikonversi menjadi saham PTFI. Setelah dikonversi, saham tersebut digabung dengan saham yang akan dibeli pemerintah dari Freeport-McMoRan (FCX).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonan bilang, bahwa 40% hak partisipasi tersebut sudah siap untuk dikonversi menjadi saham di PTFI. Jonan berharap agar proses pembelian PI Rio Tinto hingga akuisisi saham PFTI sebesar 51% bisa rampung pada Juni 2018.
"Sisanya 5% lebih untuk mencapai 51% diambil FCX dan ini sudah selesai. Mudah mudahan pada bulan Juni proses akuisisi selesai dan kalau akuisisi selesai itu memenuhi salah satu permintaan pemerintah mengenai syarat perpanjangan," kata Jonan.
Bila semua itu rampung, kata Jonan, maka negara bakal memiliki 51% saham PTFI. Selain itu, negara juga bakal mendapat pembayaran pajak yang lebih besar. Kemudian pembangunan smelter, hingga berubahnya status Izin Usaha Pertambangan Khusus (IPUK) kembali menjadi Kontrak Karya (KK).
"Jadi tinggal menunggu akuisisi yang dilakukan Inalum atas PI Rio Tinto di PTFI dan juga sisanya pembelian saham FCX di PTFI sebesar kalau gak 5,6% ya 5,7%. Kalau sudah ya sudah selesai 51%. Karena kita sudah punya 9%" tuturnya.