"Kan media selalu tanya Pertamina ruginya berapa, saya tanya balik apa mau Premiumnya harganya disesuaikan? Ini soal daya beli masyarakat," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di kantornya, Kamis (7/6/2018).
"Pemerintah mengompensasi Pertamina dengan memberikan 12 wilayah kerja produksi hulu migas, jadi 12 blok wilayah kerja produksi hulu migas yang sudah produksi bukan eksplorasi," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonan mengatakan memprioritaskan Pertamina juga sebagai janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan BUMN migas itu tuan rumah di negeri sendiri. Selain itu memberikan hak kelola blok tersebut ke Pertamina, maka produksi migas akan terus meningkat.
Jonan menjelaskan pada 2014 Pertamina berkontribusi sekitar 20% produksi migas nasional. Pemerintah akan mendorong Pertamina berkontribusi sampai 40% tahun depan.
"Pertamina itu 2014 partisipasi dalam produksi migas sekitar 20%. Sekarang dengan 12 blok, kalau hari ini 36%, ini ada blok yang belum diserahkan tapi pengalihannya awal tahun depan. Nanti awal tahun depan kira-kira sudah mencapai 39-40%," jelas Jonan.
Memang, hal itu juga menjadi tantangan, sebab jika produksi migas Pertamina turun maka produksi migas nasional ikut turun.
"Harapan kami dengan Pertamina kontribusi 40% produksi migas nasional diharapkan banyak eksplorasi yang juga akan dilakukan Pertamina, dan bisa meningkatkan produksi di samping efisien," kata Jonan.
Berikut blok terminasi yang akan dikelola Pertamina:
-1 blok ONWJ (Januari 2017)
-1 blok Mahakam (awal 2018)
-8 blok terminasi: Tengah, Attaka, East Kalimantan, North Sumatera Offshore, Sanga-sanga, Southeast Sumatera, Tuban, dan Ogan Komering (April 2018)
-2 blok terminasi: Jambi Merang dan Raja/Pendopo (Mei 2018) (hns/hns)