Menanggapi hal tersebut Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsah menjelaskan jumlah cadangan devisa RI saat ini masih bisa untuk membiayai 7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) jangka pendek pemerintah.
"Masih jauh di atas standar minimal internasional yaitu tiga bulan impor," kata Nanang saat dihubungi detikFinance, Selasa (26/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Penurunan cadangan devisa pada Mei 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang membaik, serta kinerja ekspor yang tetap positif.