"Untuk padi, produktivitas rata-rata nasional saat ini hanya 5,2 ton/ha. Sekarang ini, sudah kita kembangkan hingga 5 ton. Begitu pula dengan komoditas lainnya untuk mengembangkan bibit-bibit unggul lainnya agar dapat bersaing dengan negara lain," kata Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, Selasa (26/6/2018).
Kini satu komoditas yang menjadi fokus untuk ditingkatkan produksinya yakni kopi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut dikatakan Amran dalam pertemuannya dengan Kepala Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko.
Melihat capaian Kementan, Laksana memberikan apresiasinya pada Kementan terkait kinerjanya dalam pemerintahan Jokowi-JK.
"Kami sangat mengapresiasi dari 400 komoditas yang ditangani Kementan, lima komoditas pangan utama bisa swasembada bahkan diekspor. Itu lompatan yang luar biasa karena sekian lama kita lebih banyak impornya daripada ekspor," ujar Laksana.
Karena itu, Laksana menerangkan kerja sama LIPI dengan Kementan sangat penting dalam mendorong peningkatan inovasi dan teknologi pertanian yang mampu meningkatkan produksi serta memberikan nilai tambah bagi petani. Ini terkait dengan kegiatan riset yang dilakukan LIPI memerlukan pengujian lapangan seperti pertanian.
"Apa yang kami lakukan di level riset berhenti di titik tertentu. Setelahnya kita harus bekerja sama dengan Kementan untuk mengimplementasikannya apakah dengan uji tanam dan seterusnya," terangnya.
Laksana juga meyebutkan ada banyak hasil riset terbaru dari LIPI terkait pertanian. Mulai dari bibit unggul berbasis rekayasa genetika, teknologi pascapanen dan teknologi proses sehingga panen tidak cepat susut dan menjaga agar lebih baik.
"Jadi, relasi dengan Kementan tidak bisa tidak kita lakukan, khususnya dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)," katanya.
Tak hanya LIPI yang memberikan apresiasi pada kinerja Kementan, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supryono dalam kunjungannya setelah LIPI juga mengatakan bahwa Amran sudah melakukan banyak perubahan positif mengenai swasembada hingga pengeksporan jagung.
"Saya pikir ini merupakan pencapaian yang bagus, dan jika nanti semua komoditas minimal bisa swasembada apalagi surplus akan semakin baik lagi. Secara umum, sektor pertanian surplus sekarang ini penopangnya adalah dari sektor perkebunan. Ke depannya nanti kita bisa perbaiki bersama baik di sektor pangan maupun perkebunan agar bisa surplus," kata Joko.
Joko mengharapkan Kementan untuk terus memberikan perhatian besar pada industri sawit.
"Untuk itu, kerja sama dengan Kementan sangat penting. Kementan diharapkan terus memberikan perhatian besar bagaimana industri sawit semakin kompetitif dan maju serta ke depannya bisa menghadapi tantangan yang berkembang di pasar global," katanya. (mul/mpr)