Aksi korporasi yang sebelumnya alot ini ternyata tidak begitu diapresiasi pelaku pasar. Saham PGN bergerak side way, bahkan hari ini cenderung turun. Muncul tanggapan nilai transaksi itu kemahalan.
Direktur Keuangan Said Reza Pahlevi menjelaskan, penetapan harga saham Pertagas melalui jasa Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dengan dasar data-data keuangan yang dimiliki Pertagas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam lakukan valuasi ada metode, gunakan pendekatan BCF atau market pembanding. Ada formula-formula dari data-data yang kita terima dari Pertagas. Komparasi dari book value jadi tidak fair, secara formulasi ada hitung-hitungan datanya lengkap," tuturnya di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Berdasarkan perhitungan itu, maka didapat valuasi Pertagas seluruhnya sekitar Rp 32 triliun. Dengan mengakuisisi 51%, PGN harus membeli saham Pertagas dari Pertamina mencapai Rp 16,6 triliun.
"Saya pikir tidak kemahalan, dan itu pun kita harus pertanggungjawabkan kepada regulasi. Bahwa KJPP juga tidak nilai sembarangan. KJPP yang kita pakai juga the best," tambahnya.
Reza menambahkan, uang untuk akuisisi tersebut sekitar 1/3 berasal dari kas internal perusahaan. Sisanya PGN akan mencari dana dari eksternal, meskipun perusahaan belum menentukan apakah melalui pinjaman perbankan atau penerbitan surat utang.
"External, masih kita bicarakan. Perbankan dan market. Windows ada 90 hari untuk settlemen," tuturnya. (hns/hns)