Suku Bunga Naik Tapi Dolar AS Masih Perkasa, Pemerintah Harus Apa?

Suku Bunga Naik Tapi Dolar AS Masih Perkasa, Pemerintah Harus Apa?

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Kamis, 05 Jul 2018 18:49 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap rupiah, saat ini dolar AS berada di level Rp 14.400 lebih tinggi dibandingkan level kemarin pagi di Rp 14.365. Padahal, Bank Indonesia (BI) baru menaikkan suku bunga acuannya lagi.

Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai, kebijakan suku bunga tak lagi bisa jadi senjata andalan BI untuk mengendalikan nilai tukar.

"Ya kalau BI mau kejar (kenaikan suku bunga) ya sampai kapan?" kata dia dihubungi detikFinance, Kamis (5/7/2018).


Menurut lana, selain menggunakan kebijakan suku bunga, intervensi langsung dengan cara menggunakan cadangan devisa bisa jadi satu langakah lanjutan untuk mengendalikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ada risiko lain bila BI terlalu jorjoran melakukan intervensi. Cadangan devisa bisa tergerus cukup banyak mengingat kondisi global yang sedang tidak menentu.

Lalu apa lagi yang bisa dilakukan?

Menurut lana, langkah lain yang bisa dilakukan untuk melengkapi kebijakan yang sudah diterapkan, adalah dengan menarik rupiah di masyarakat. Tujuannya, adalah mengurangi jumlah uang rupiah yang beredar di masyarakat dengan harapan bisa meningkatkan nilai rupiah itu sendiri.


"Ketika rupiah diketatkan kan rupiah kan sulit dicari. Harga rupiah naik. Nah, kalau harga rupiah naik nisa mengkompensasi pelemahan di valas," beber dia.

"Jadi, nggak selamanya intervensi itu valas dijual," sambungnya.

Berikutnya, adalah dengan mendorong perbankan nasional agar menempatkan cadangan valasnya di bank Indonesia. (dna/dna)

Hide Ads