Apa Kabar Proyek 6 Tol Layang Dalam Kota?

Apa Kabar Proyek 6 Tol Layang Dalam Kota?

Rizki Ati Hulwa - detikFinance
Jumat, 06 Jul 2018 12:42 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta - Sejak dilakukan penandatangan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada 2014 silam, proyek 6 ruas tol dalam kota (dalkot) yang diinisiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini masih terus berjalan.

Pada tahap awal, saat ini pembangunan ruas tol dalkot yang tengah dikerjakan adalah seksi Kelapa Gading-Pulo Gebang. Dipantau detikFinance, Jumat (6/7/2018), di jalan Boulevard, Kelapa Gading sejumlah alat berat tengah bekerja mengebut pembangunan yang sudah dikerjakan sejak awal tahun lalu. Terlihat juga pekerja melakukan pengeboran tanah.

Enam ruas tol dalam kota ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), yang terlampir dalam Peraturan Presiden No.3 Tahun 2016 maupun dalam Peraturan Presiden (Perpres) perubahan No.58 Tahun 2017. Masuknya proyek ini ke dalam PSN mewajibkannya harus dimulai sebelum 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama PT Jakarta Toll Road Development, Frans Sunito mengatakan seksi 1a yaitu yang menyambungkan Pulo Gebang-Kelapa Gading sudah dipenuhi dengan pilar-pilar yang tinggi dan berjalan sesuai rencana.

"Sesuai dengan rencana kita, itu (tol Pulo Gebang-Kelapa Gading) nanti selesai di semester 2 2019 nanti. Jadi sekarang pekerjaan pilar-pilarnya sudah banyak. Bulan Agustus pasang badan jalannya," kata Frans kepada detikFinance.

Frans mengatakan, sejauh ini pembangunan enam ruas tol dalam kota yang dibangun melayang ini masih sesuai dengan rencana. Keenam ruas tersebut ditargetkan bakal dimulai pengerjaannya sebelum 2019 berakhir.



Asal tahu saja, proyek enam ruas tol dalam kota merupakan mega proyek yang diproyeksi mengurangi beban lalu lintas pada jalan tol dalam kota. Proyek ini sempat beberapa kali tarik ulur soal kepastian pembangunannya, hingga melewati beberapa kali pergantian Gubernur DKI Jakarta, mulai dari Fauzi Bowo hingga Basuki Tjahja Purnama.

Berdasarkan catatan detikFinance, proyek ini awalnya kembali didengungkan pada tahun 2010, oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Setelah sempat tertunda selama beberapa tahun, pembangunan fisik enam ruas jalan tol di Ibukota DKI Jakarta dijadwalkan akan dimulai pada awal tahun 2011.

Namun proyek ini menuai pro dan kontra. Proyek ini diprediksi tak akan mengatasi kemacetan Jakarta dan malah akan memindahkan tempat parkir mobil ke jalan tol.

Di tahun 2012, proyek ini akhirnya masuk dalam tahap lelang. Proyek ini disepakati untuk dibangun secara bertahap, yang dibagi dalam tiga fase. Fase pertama meliputi pembangunan dari ruas Semanan-Sunter dan Sunter-Pulo Gebang. Lalu fase kedua dari Duri Pulo-Kampung Melayu, dan Kemayoran-Kampung Melayu. Dan fase ketiga dari Tanah Abang-Ulujami serta Pasar Minggu-Casablanca.

Proyek ini kembali tertunda, lantaran Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo menolak pembangunannya lantaran disebut justru akan menambah kemacetan saat dibangun. Anggaran sebesar Rp 42 triliun itu dikatakan lebih baik dialihkan ke pengadaan armada Transjakarta, bus sedang, dan kereta api.

Namun begitu, pengadaan proyek ini terus berjalan, dan konsorsium pemenang proyek ini, yaitu Jakarta Toll Road Development diminta untuk segera membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terkait persiapan pendanaan proyek 6 tol dalam kota DKI Jakarta sebelum akhirnya dilakukan penandatangan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT).



Pada 2013, Jokowi yang pada saat itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta akhirnya setuju dengan pembangunan jalan tol ini, dengan syarat jalan ini harus terintegrasi dengan moda transportasi massal seperti bus TransJakarta. Pembangunan tol pun disepakati juga menyediakan jalur khusus busway di dalam ruas tol. Proyek ini pun disebut menjadi satu-satunya jalan tol di dunia yang terintegrasi dengan angkutan umum.

Namun konstruksi fisik tak kunjung tiba. Hingga akhir 2013, proyek ini dikabarkan belum mengantongi izin terkait kelayakan lingkungan dari Pemda DKI Jakarta.

Sampai akhirnya pada Juli 2014, Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ditandatangani dan menandai kepastian pembangunan jalan tol yang akan dilakukan oleh PT Jakarta Tollroad Development. Mega proyek ini ditargetkan akan dibangun mulai 2015 dan bisa selesai pada 2022 secara keseluruhan.

Kendala lahan membuat konstruksi fisik proyek ini tak kunjung dimulai. Proyek ini akhirnya masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terlampir dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 maupun revisinya dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2017. Tahap awal yang dikerjakan adalah rute Pulo Gebang-Kelapa Gading sepanjang 9 km.

(eds/eds)

Hide Ads