Kepala BPS Suhariyanto mengatakan beras menjadi komoditas yang paling besar sumbangannya terhadap garis kemiskinan.
"Ini menjadi perhatian penting bahwa harga pangan harus terus stabil, karena pengaruhnya sangat tinggi," kata Suhariyanto di kantor BPS pusat, Jakarta, Senin (16/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya ada telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, kopi bubuk dan kopi instan (sachet), kue basah, tempe, dan tahu.
Adapula komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan besar terhadap garis kemiskinan. Yaitu perumahan di Maret 2018 sumbangan di perkotaan sebesar 8,30% di perdesaan 6,91%.
Saksikan juga video 'Ambisi Pemprov DKI Turunkan Kemiskinan':
Lalu bensin sumbangan di perkotaan sebesar 4,36% di perdesaan 3,69%. Lalu listrik sumbangan di perkotaan 3,89% di perdesaan 2,01%, pendidikan sumbangan di perkotaan 1,99% di perdesaan 1,23%, dan perlengkapan mandi sumbangan di perkotaan 1,30% di perdesaan 1,11%.
Lebih lanjut Suhariyanto mengatakan, persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Di mensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri.
Indkes ke dalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan memberikan gambaran mengenai pengebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.
Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di Maret 2018 mengalami penurunan. Indeks kedalaman menjadi 1,71 dari priode September 2017 1,79. Demikian juga dengan indeks keparahan kemiskinan menjadi 0,44 dari 0,46.
Diketahui, jumlah penduduk miskin di Indonesia turun 633.000 menjadi 25,95 (9,82%) di Maret 2018 dari sebelumnya 26,58 juta orang (10,12%) di September 2017.