"Sekarang turun 20%, 5-10% karena penyakit, selebihnya karena afkir yang normal jelang Lebaran. Itu kita potong karena karakteristik ayam petelur yang dagingnya keras dan dicari untuk opor, pasti carinya ayam petelur atau ayam kampung. Jadi setiap tahun jelang Lebaran pasti kita afkir," kata dia usai rapat dengan berbagai asosiasi peternakan dari berbagai daerah dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Kantor Kementerian Perdagangan, Senin (16/7/2018).
Selain itu mengenai tekanan dari pemerintah untuk menurunkan harga telur ayam Ferry menjelaskan dari peternak sudah ada penurunan harga. Namun, beda cerita jika harga telur sudah masuk ke beberapa jaringan pedagang. Ia mengatakan pasar butuh waktu untuk menyesuaikan harga terutama dalam skema penurunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan saat ini harga ayam di peternakan mencapai Rp 21.000 - 22.000.
"Sekrang bulan Jawa, masuk bulan selow, bulan dimana tidak banyak ada kawinan, itu tergantung budaya. Jadi permintaan juga kurang. Wisata akan sedikit sepi karena anak sekolah sudah mulai masuk. Pasti demand menurun," kata dia.
Disisi lain ia menjelaskan para peternak juga sudah mulai membudidayakan telur yang bebas antibiotik. Telur ini di Malaysia dijual seharga Rp 3000/butir. Sementara di Indoensia Rp 1000-1500/ butir.
"Kita juga sekarang produksi telur yang bebas antibiotik (AGP). Itu ada harga yang ahrus dibayar. Di luar negeri itu bisa Rp 3000/ butir, di sini paling 1000-1500/ butir. AGP itu bahan imbuhan dalam pakan agar ayam tetap sehat. AGP diduga punya residu dan bahaya bagi manusia. Pemerintah larang itu sekarang dan itu langkah yang baik. Konsekuensinya berdampak pada kesehatan ayam, lebih rentan sakit. Tapi itu tidak apa akrena kita ingin produksi telur yang sehat," jelas dia.
Sebagai gantinya, peternak bisa menggunakan vitamin esensial oil dan beberapa rempah lain untuk dikonsumsi ternak. Namun, dengan adanya bahan pengganti yang lebih sehat dan alami tentunya harganya pun menjadi lebih mahal.
"Ada vitamin, esesial oil, tapi itu bikin harganya lebih mahal. AGP itu supaya saluran penceraan ayam sehat. Ketika dicabut, kita gantinkan tiap peternak beda beda ada esensial oil, ada probiotik," papar dia.
Ia menjelaskan peternakannya saat ini bisa memproduksi 6800 ton per hari. Dengan kondisi saat ini yaitu ada penurunan angka 20%, maka ia sedikit kerepotan dengan demmand yang ada.
"Nanti Agustus akan normal lagi karena ayam yang muda sudah tumbuh," papar dia. (dna/dna)