Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan realisasi penerimaan pajak hingga akhir tahun ini sekitar 94,86% atau Rp 1.350,94 triliun dari target 2018 yang sebesar 1.424 triliun. Dengan begitu, ada kekurangan penerimaan pajak Rp 73,06 triliun dari target 2018.
"Realisasi penerimaan perpajakan, yakni pajak dan bea cukai, hingga akhir tahun kami perkirakan mencapai Rp 1.548,4 triliun atau 95,7% terhadap APBN. Untuk penerimaan pajak mencapai Rp 1.350,94 triliun," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan PPh migas pada Semester I ini mencapai Rp 30,06 triliun atau tumbuh 9%, kemudian non migas Rp 329,33 triliun, PPN Rp 218,12 triliun, dan pajak lainnya 3,72 triliun. Selain itu, komponen perpajakan itu juga mencakup penerimaan bea masuk Rp 17,70 triliun, bea keluar Rp 3,28 triliun, dan cukai Rp 50,96 triliun.
Sedangkan, realisasi penerimaan PPh migas hingga akhir tahun ditargetkan mencapai Rp 55,4 triliun atau 145,3% dari target. Selain itu, PPh nonmigas mencapai Rp 705,8 triliun atau 86,4% dari target.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan hingga akhir tahun ini penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), dan pajak lainnya, masing-masing sebesar Rp 564,68 triliun atau 104,2 dari target, Rp 17,43 triliun atau 100,4% dari target, dan Rp 7,61 atau 78,6% dari target.
Sementara untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Semester I 2018 tercatat Rp 176,83 triliun atau 64,2% dari total target PNBP. Dengan demikian bila dilihat dari PNBP periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 146,1 triliun, maka pertumbuhan Semester I 2018 adalah 21%.