Simpang Susun Tanjung Morawa-Parbarakan sendiri memiliki panjang 10,75 kilometer ternyata telah siap dioperasikan.
Jalan Tol MKTT Seksi 1 sendiri akan menghubungkan Jalan Tol Eksisting Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) dengan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi 2-6 (Kualanamu-Sei Rampah) yang sebelumnya telah beroperasi sejak 13 Oktober 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus yakin jalan tol MKTT akan meningkatkan konektivitas guna memperlancar distribusi dan menurunkan biaya logistik barang dan jasa. Keberadaan tol ini akan mempersingkat waktu tempuh dari Bandara Kualanamu menuju Kota Medan atau sebaliknya, yakni dari saat ini sekitar dua jam menjadi hanya 45 menit.
Secara keseluruhan, Jalan Tol MKTT terdiri atas tujuh seksi. Sementara untuk seksi 7 Sei Rampah-Tebing Tinggi sepanjang 9,3 Km dibagi menjadi 2 seksi yakni 7A dan 7B. Seksi terakhir yang ditargetkan rampung awal tahun 2019, saat ini progres tanahnya sudah 91,75%, konstruksi Seksi 7A 53,882% dan 7B 77,84%.
Jalan Tol MKTT pengusahaannya dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Kualanamu Tol yang terdiri atas 7 seksi sepanjang 61,7 km dengan nilai investasi mencapai Rp 4,9 triliun.
Sebagian konstruksi Tol MKTT dibangun menggunakan APBN sebagai dukungan pemerintah meningkatkan kelayakan finansialnya. Dukungan berupa konstruksi pada Seksi 2 (Kualanamu-Parbarakan) sepanjang 7,05 km dan Seksi 1 (Tanjung Baru-Parbarakan) sepanjang 7,5 km, dengan progres konstruksi keduanya sudah selesai 100%. (dna/dna)