Realisasi pertumbuhan ekonomi sampai semester I-2018 diestimasikan 5,1%, sedangkan prognosis di semester II sebesar 5,3%, sehingga dalam satu tahun penuh rata-ratanya sebesar 5,2%. Angka ini tentu di bawah target yang sebesar 5,4%.
"Ini jauh sekali dari target 5,4%, kenapa target bapak hanya pada 5,3%, sehingga rata-rata menjadi 5,2%," kata Bambang di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Senin (23/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut anggota dari Partai Gerindra menilai pemerintah sudah menyerah terlebih dahulu sebelum berperang. Salah satu untuk mengejar hal itu adalah dengan mengimplementasikan 16 paket kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah.
"Kita harus punya optimistis menarget sesuai target kita, kita kejar pak, kalau tidak tercapai tidak masalah, jangan belum-belum, letoy di bawah target," jelas dia.
Sementara itu, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun 5,2% atau di bawah target karena sudah mempertimbangkan banyak hal.
"Karena mempertimbangkan banyak aspek, pemerintah akan sangat berupaya untuk lebih tinggi, tapi kami membuat prediksi yang lebih realistis," kata Askolani.
Kondisi perekonomian global, kata Askolani, menjadi salah satu acuan pemerintah menyusun proyeksi di semester II untuk APBN 2018.
"Memang kita tahu lebih kecil dari target APBN, tentunya ini menjadi bahan evaluasi kita, perencanaan sudah dilaksanakan, kondisi pelaksanaan APBN harus dilihat dengan kondisi aktual," ujar dia.