Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah mengatakan pengaturan jadwal lelang dikarenakan waktu penerbitan SBI dengan SBN yang berdekatan.
"Pada umumnya setiap bulan, setelah RDG bulanan sekitar tanggal 20, tapi kita belum pastikan tanggal. Nanti kita umumkan lelang SBI setelah RDG, tapi kita pastikan tidak berbarengan dengan lelang SBN," kata Nanang di kantor BI, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nanang mengungkapkan, karakteristik dari masing-masing instrumen negara ini pun berbeda-beda. Diaktifkannya kembali SBI ditujukan sebagai alternatif instrumen di pasar keuangan.
"Kalau SBN kan ada kupon, ada fluktuasi, kalau SBI diskonto, tapi tidak ada risiko harganya," jelas dia.
Nanang menjelaskan, investor yang masuk ke SBN pun merupakan tipe real money atau sebagai investor jangka panjang, sedangkan yang masuk ke SBI merupakan investor yang memperhatikan gejolak dunia, bisa disebut juga sebagai jangka pendek.
"Jadi memang beda, ada investor yang memang tidak memperhatikan kurs, dia bisa ke SBN, kalau SBI ini tipe investor yang sangat memperhatikan gejolak," papar dia.
Dapat diketahui, hasil yang dimenangkan dari lelang SBI bertenor 9 dan 12 bulan pada 23 Juli 2018 sebesar Rp 5,9 triliun dari jumlah penawaran yang masuk Rp 14,2 triliun. (ara/ara)