Ini Desain Proyek Bandara yang Diminati Perusahaan India

Ini Desain Proyek Bandara yang Diminati Perusahaan India

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Kamis, 26 Jul 2018 16:04 WIB
Lahan Bandara Kulon Progo/Foto: Edzan Raharjo/detikcom
Jakarta - Perusahaan asal India, GVK berencana ikut membangun Bandara Kulon Progo atau New Yogyakarta International Airport (NYIA). Minat tersebut diutarakan saat bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Dirangkum detikFinance, Bandara Kulon Progo dibangun oleh PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I sebagai alternatif kepadatan Bandara Internasional Adisutjipto.

Biaya yang digelontorkan AP I pun mencapai Rp 9,3 triliun yang berasal dari surat utang atau obligasi, sukuk, hingga kredit sindikasi dari sejumlah bank dan lembaga keuangan. Tidak hanya itu, perseroan juga mengalokasikan dana dari kas internal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Total semua investasi Rp 9,3 triliun. Kami sudah menerbitkan obligasi Rp 2,5 triliun terus ditambah sukuk Rp 0,5 triliun (500 miliar). Ada juga pinjaman sindikasi bank dengan lembaga keuangan Rp 4 triliun. Total sudah dapat Rp 7 triliun dan sisanya internal," kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero), Israwadi dikutip dari berita detikFinance Januari 2017 lalu.


Adapun, tahap awal pembangunan akan dilakukan di sisi udara alias airside yang meliputi runway atau landas pacu, apron atau tempat parkir pesawat, taxiway yang menghubungkan apron dan runway, serta beberapa fasilitas airside lainnya.

Pembangunan konstruksi ini diawali dengan pendirian pondasi, paralel dan bersamaan untuk airside. Untuk airside sendiri terdiri atas runway dengan panjang 3.250 meter x 60 meter, taxiway, dan apron. Serta landside meliputi terminal seluas 235.000 meter persegi, akses jalan, dan parkir.


Ditargetkan pada 1 April 2019 pembangunan runway dan taxiway bisa rampung 100%.

"Kita fokus 1 April 2019 operasional runway dan taxiway bisa 100%, lalu apron 60% dan terminal 30%," kata Juru Bicara Proyek NYIA, Agus Pandu Purnama saat dihubungi detikFinance, Kamis (26/7/2018). (ara/ara)

Hide Ads