Dia mengatakan, perkembangan di dunia industri saat ini, seperti digitalisasi sistem, akan mengubah cara pandang, cara kerja hingga cara hidup manusia. Mulai dari proses revolusi industri tahap satu pada abad ke-18, hingga di awal abad 21 yang memasuki revolusi industri tahap keempat.
"Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Forum Rektor Indonesia pada Februari lalu, bahwa digitalisasi, computing power, dan data analytic telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang, yang mendisrupsi kehidupan kita. Bahkan mendisrupsi peradaban kita. Semuanya akan berubah," ujarnya Arif dalam keterangan tertulis, Rabu (1/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif memaparkan, revolusi industri tahap empat ditandai dengan berbagai teknologi yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologis yang mempengaruhi semua disiplin ilmu, kehidupan perekonomian, aktivitas industri, dan kapasitas tenaga kerja.
"Adapun basis orientasi industri tahap empat adalah otomatisasi digitalisasi yang membuat proses produksi semakin efisien dengan kualitas produk lebih baik, sehingga meningkatkan kemampuan bersaing. Perkembangan di dunia industri ini juga berpeluang memperlebar ketimpangan. Kesiapan sumber daya manusia menjadi sangat penting untuk diakselerasi," tutur Arif.
Pentingnya perguruan tinggi terlibat aktif menyiapkan sumber daya manusia yang andal, lanjut Arif, karena perkembangan dinamika industri dari 1.0 hingga 4.0 merupakan kehendak zaman yang tidak dapat terelakkan. Sistem pendidikan, sambungnya, memiliki peran penting agar sumber daya manusia terutama dari perguruan tinggi, tidak hanya mampu beradaptasi terhadap perkembangan zaman.
Mereka, katanya menegaskan, harus mampu menjadi bagian penting dalam memanfaatkan setiap perubahan demi ikut menciptakan kesejahteraan sosial.
"Ini tidak hanya pada era industri tahap empat, karena bisa saja berkembang ke tahap-tahap selanjutnya," ucap Arif.
Perguruan tinggi, menurutnya, harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang bisa menjawab tantangan tidak hanya saat ini akan, tetapi hingga 100 tahun ke depan, seiring dengan dinamika perubahan teknologi dan kondisi sosial yang dihadapi. Dengan keterampilan dan kemampuan tersebut, maka Indonesia sebagai bangsa dapat memperkokoh kedaulatan bangsa, kemandirian ekonomi dan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat di era revolusi industri tahap keempat.
"Kita harus melihat revolusi industri 4.0 ini merupakan jalan bagi kita untuk mencapai kesejahteraan rakyat seluas-luasnya, tentunya dengan cara kerja dan berbagai inovasi baru di dalamnya," tutup Arif. (idr/hns)