"Jadi tidak hanya mengejar keuntungan bisnis, tapi juga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/8/2018).
Dia melanjutkan, pada dasarnya sociopreneur merupakan kegiatan wirausaha yang mempunyai perhatian penuh terhadap pengembangan masyarakat di lingkungannya. Sehingga mampu memberdayakan masyarakat untuk menghasilkan suatu perubahan sosial yang berujung pada kesejahteraan bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada beberapa hal yang harus disiapkan generasi muda untuk menjadi sociopreneur. Pertama, motivasi kerja keras dan berbuat kebaikan. Sebab kerja keras merupakan kunci bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan.
"Sedangkan menjadi baik, menjadi orang yang bisa memberikan manfaatkan sebesar-besarnya kepada orang lain," terangnya.
Kemudian yang kedua, kreatif dan inovatif. Hanif mengatakan, untuk menjadi kreatif dan inovatif seseorang harus belajar dan bekerja di atas standar, serta keluar dari zona nyaman. Zona nyaman menurutnya hanya akan membuat seseorang tidak kreatif.
Untuk ketiga, yakni responsif terhadap perubahan zaman. Menurutnya, perkembangan teknologi dan informasi telah memberi dampak besar terhadap perubahan model bisnis saat ini. Untuk itu, wirausahawan muda harus responsif terhadap perubahan zaman agar bisnis yang dijalankan tetap relevan. Dia mencontohkan perusahaan Nokia.
Menurut Hanif, kegagalan Nokia dalam persaingan pasar global saat ini bukan disebabkan oleh kesalahan dalam perecanaan bisnis. Namun, lambatnya perusahaan tersebut dalam merespon dinamika dunia industri.
"Yang akan bertahan hidup bukanlah mereka yang paling kuat, yang akan bertahan hidup bukanlah mereka yang paling pintar, tapi yang akan bertahan hidup adalah mereka yang paling resposnsif terhadap perubahan," kata Hanif mengutip gagasan Charles Darwin.
Ia pun mengingatkan, tantangan untuk menjadi wirausahawan sangat besar. Seorang wirausahawan harus pantang menyerah dan istiqomah. "Jangan berhenti karena capek, tapi berhentilah karena sampai," terangnya.
Diungkapkan Hanif, salah satu contoh bentuk dukungan pemerintah dalam mendorong tumbuhnya wirausahawan muda yakni diresmikannya Innovation Room di Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Pembangunan Innovation Room didasari oleh perkembangan teknologi dan informasi yang telah memberi pengaruh besar terhadap perubahan model bisnis berikut keterampilan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, Innovation Room ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk membekali generasi muda tentang literasi digital, khususnya digital skill.
"Jadi, Innovation Room ini untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan digital," pungkas Hanif. (idr/idr)