Harapannya instrumen ini bisa diserap investor ritel domestik khususnya generasi milenial karena SBR004 ini bisa dibeli minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.
Lalu apa kelebihannya instrumen ini dengan instrumen investasi yang lain?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menjelaskan SBR0004 memiliki tingkat bunga yang lebih menarik dibanding instrumen investasi pendapatan tetap lainnya seperti deposito. Surat utang tersebut memiliki tenor atau jangka waktu 2 tahun.
SBR0004 ini ditetapkan kupon bunganya mengambang dengan batas minimal (floating with floor) dengan acuannya dari suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate. Untuk tingkat kupon periode 3 bulan pertama ditetapkan bunga batas minimal 8,05%.
Tingkat bunga itu berasal dari suku bunga acuan BI yang berlaku saat penetapan kupon sebesar 5,5% ditambah spread tetap 255 bps (2,55%).
Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan sesuai dengan BI 7 Days Reverse Repo Rate dengan ditambah spread tetap 2,55%.
"Kalau suku bunga deposito tergantung skema ada yang fix atau floating. Kalau ini kan sifatnya floating with floor dia bisa naik tergantung BI rate. Tapi ini ada floor-nya minimum 8,05%. Jadi kalau BI rate turun kita ada floor-nya," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (20/8/2018).
Selain itu, tambah Luky, SBR004 juga memiliki kelebihan tingkat risiko yang kecil. Sebab seluruh instrumen itu dijamin oleh pemerintah.
"Deposito itu yang dijamin maksimum Rp 2 miliar, kalau ini kan mau beli Rp 3 miliar sudah pasti dijamin pemerintah. Sama seperti US Treasury dianggap paling aman karena dijamin pemerintah mereka," terangnya.
Perbedaan lainnya, deposito menerapkan penalti atau denda jika dana dicairkan sebelum waktu jatuh tempo. Sementara SBR004 juga tidak bisa dicairkan dalam jangka waktu 2 tahun, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption).
Masa penawaran SBR004 ditetapkan sejak hari ini tepat pukul 09.00 WIB hingga 13 September 2018 hingga pukul 10.00 WIB. Sementara tanggal penetapan hasil penjualan pada 17 September 2018, penyelesaian transaksi pada 19 September 2018 dan jatuh tempo ditetapkan pada 20 September 2020. (das/hns)