Benarkah Tol di Zaman Jokowi Kemahalan?

Benarkah Tol di Zaman Jokowi Kemahalan?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 21 Agu 2018 09:10 WIB
Foto: Dok
Jakarta - Tarif jalan tol baru yang dioperasikan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut kemahalan. Tarif tol-tol baru tersebut mencapai lebih dari Rp 1.000/km, jauh berbeda dengan tarif tol-tol lama seperti tol Jakarta-Cikampek yang hanya dipatok Rp 15.000 untuk menempuh jarak sepanjang 83 km.

Hal ini lantas direspons oleh pemerintah lewat kebijakan rasionalisasi tarif jalan tol. Tarif sejumlah ruas tol dipatok tak lebih dari Rp 1.000/km, dan menyesuikannya dengan memberikan perpanjangan konsesi kepada badan usaha agar pengembalian investasi tetap terjaga.

Lantas, benarkah tol di zaman Presiden Jokowi tarifnya mahal?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menjelaskan, tarif tol yang dibangun saat ini justru murah jika membandingkan dengan biaya investasi membangun jalan tol sekarang yang cukup tinggi. Besarnya biaya investasi membuat badan usaha terpaksa menekan IRR (investment rate of return) atau pengembalian investasi lebih lama, sehingga tarifnya kini justru bisa lebih murah.

"Jadi kalau dulu misalnya bikin jalan 1 km itu tarohlah Rp 1 juta, sekarang ini bisa Rp 5-7 juta. Jadi biayanya jauh lebih tinggi. Sehingga jalan-jalan tol yang dibangun belakangan ini itu harganya atas pengembalian investasinya memang harus segitu. Dan itu tidak lebih mahal, karena IRR (investment rate of return) dulu sama sekarang lebih bagus dulu. Sekarang makin rendah," katanya kepada detikFinance dalam wawancara eksklusif, Jumat (17/8/2018).



Menurut Desi, masyarakat sudah terbiasa psikologisnya dengan tarif tol murah yang dibangun sejak dulu. Namun dia bilang masyarakat perlu memahami, bahwa biaya investasi zaman dulu dan sekarang beda, lantaran inflasinya juga sudah sangat jauh berbeda.

Pembangunan yang sudah tertinggal jauh pada akhirnya membuat Indonesia harus membayar mahal dengan biaya pembangunan yang lebih mahal, dan dikompensasi lewat tarif yang lebih tinggi. Namun kata Desi, tarif saat ini justru lebih murah lantaran badan usaha harus memberikan penawaran tarif termurah jika ingin mengelola konsesi sebuah tol yang dibuka penawarannya oleh pemerintah.

"Jadi sangat salah bilang jalan tol masa Jokowi sangat mahal. Sangat salah. Bukan harganya yang mahal. Bahkan harga tersebut tidak sama dengan pengembalian investasi dibanding jalan-jalan tol yang dulu," katanya.

Jasa Marga sendiri meyakini bisnis jalan tol di Indonesia masih mempunyai peluang yang sangat lebar seiring dengan semakin berkembangnya ekonomi di berbagai daerah. Jalan tol diyakini mampu menumbuhkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di wilayah yang dilaluinya, sama seperti yang dialami wilayah-wilayah yang dilalui tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Bogor-Ciawi yang menjadi awal pembangunan tol di Indonesia.

"Karena infrastruktur di negeri kita kan belum banyak dibangun. Jadi masih banyak peluang-peluang ruas lain yang bisa dibangun. Kemudian Jasa Marga sendiri, cari dong bisnis sampingan lain selain tol. Makanya kita sekarang mau mulai konsentrasi di properti," kata Desi.

Berikut daftar tarif tol yang sudah beroperasi di Indonesia:

Daftar Tarif TolDaftar Tarif Tol Foto: Dok. PUPR

Daftar Tarif TolDaftar Tarif Tol Foto: Dok. PUPR

Daftar Tarif TolDaftar Tarif Tol Foto: Dok. PUPR

Daftar Tarif TolDaftar Tarif Tol Foto: Dok. PUPR

Daftar Tarif TolDaftar Tarif Tol Foto: Dok. PUPR


(eds/ang)

Hide Ads