Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan hal itu dilakukan guna memudahkan koordinasi pengoperasian antar ruas di Trans Jawa. Menurutnya, selama ini perusahaan kurang efektif jika masih mengelola badan usaha-badan usaha jalan tol di Trans Jawa yang ruasnya masih terpisah-pisah.
"Bagi kami efisiensi, bagi para pelanggan nanti kenyamanan. Jadi nggak beda-beda. Misalnya di sini gayanya rock n' roll, di sana gaya slow. Jadi satu tangan, satu standar. Makanya Jasa Marga ingin menguasai lebih banyak lagi Trans Jawa supaya betul-betul satu standar, sehingga pengguna jalan nanti tidak dirugikan, tidak dibingungkan atas gaya operasi yang nanti bisa berbeda-beda," katanya kepada detikFinance dalam sesi wawancara khusus, Jumat (17/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jasa Marga sendiri telah membentuk perusahaan cangkang PT Jasamarga Trans Jawa untuk menaungi badan usaha-badan usaha jalan tol yang mengelola ruas-ruas Trans Jawa. Perusahaan itu akan menjadi badan yang khusus mengatur operasional Trans Jawa.
Trans Jawa sendiri segera tersambung dari Jakarta hingga Surabaya pada akhir tahun ini. Kemudian akan diperpanjang hingga Banyuwangi pada tahun 2019.
Untuk itu, pihaknya bisa segera mengakuisisi ruas Trans Jawa lainnya. Saat ini ada tiga ruas yang dalam proses negosiasi, di antaranya ruas Kanci-Pejagan (Bakrie), Pejagan-Pemalang (Waskita Karya) dan Pasuruan-Probolinggo (Bukaka).
"Sebelum full beroperasi Trans Jawa ini, lebih baik sudah kita handle sebanyak-banyaknya. Cuma kan yang mau melepas dan mengambil kan belum tentu sudah langsung saling cocok," katanya. (eds/zlf)