Tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah ini tentu mempengaruhi harga-harga barang impor. Baik impor untuk barang konsumsi, elektronik, hingga bahan baku untuk proyek-proyek infrastruktur.
Saat ini, pemerintah juga masih terus mengerjakan sejumlah proyek-proyek infrastruktur. Lantas, apakah tingginya nilai tukar dolar AS mempengaruhi proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan tingginya nilai tukar dolar AS saat ini tidak terlalu mempengaruhi pembangunan proyek-proyek infrastruktur Kementerian PUPR. Sebab, kata dia, bahan baku yang digunakan untuk proyek kebanyakan berasal dari dalam negeri.
"(Jadi) nggak terlalu (berpengaruh), (karena) kan komponennya dominan dalam negeri," kata Danis kepada detikFinance, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Danis menyebut tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur PUPR mencapai 90%. Oleh sebab itu, proyek-proyek yang dikerjakan PUPR dinilai masih aman.
"Kan TKDN kita lebih dari 90%" kata Danis.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah menginstruksikan jajaran menterinya untuk bisa mengevaluasi kembali proyek-proyek infrastruktur yang dikerjakan setiap instansi.
Evaluasi itu bertujuan untuk mengurangi impor dan menyeimbangkan neraca dagang sehingga rupiah terselamatkan. Adapun proyek-proyek infrastruktur yang ditinjau ulang ialah yang memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap bahan baku impor.
Saksikan juga video 'Dolar di Atas Rp 14.000, Amien Rais Singgung Jokowi Effect':
(fdl/ara)